Senin, 21 Maret 2016
biodata p.hedi
biodata njenenganterlahirlah seorang bayi laki laki mungil
sekarang dia berprofesi sebagai guru di jk bernama HEDI PRAMUKTIONO .
orangnya baik hati dan disukai banyak murid
bio data q
Biodata q
ada seorang anak lahir di kediri 27 mei 2001 namanya firda nur aini biasa dim panggiul firda alamat boto putih canggu badas dan sekarang ia sekolah di mtsn jombang kauman dan di ponpes fathul ulum
ada seorang anak lahir di kediri 27 mei 2001 namanya firda nur aini biasa dim panggiul firda alamat boto putih canggu badas dan sekarang ia sekolah di mtsn jombang kauman dan di ponpes fathul ulum
imam naawawi
fi Ringkas Imam Nawawi
Beliau adalah Yahya bin Syaraf bin Hasan bin Husain An-Nawawi Ad-Dimasyqiy, Abu Zakaria. Beliau dilahirkan pada bulan Muharram tahun 631 H di Nawa, sebuah kampung di daerah Dimasyq …
27
16816
69





Beliau adalah Yahya bin Syaraf bin Hasan
bin Husain An-Nawawi Ad-Dimasyqiy, Abu Zakaria. Beliau dilahirkan pada
bulan Muharram tahun 631 H di Nawa, sebuah kampung di daerah Dimasyq
(Damascus) yang sekarang merupakan ibukota Suriah. Beliau dididik oleh
ayah beliau yang terkenal dengan kesalehan dan ketakwaan. Beliau mulai
belajar di katatib (tempat belajar baca tulis untuk anak-anak) dan hafal
Al-Quran sebelum menginjak usia baligh.
Ketika berumur sepuluh tahun, Syaikh Yasin bin Yusuf Az-Zarkasyi melihatnya dipaksa bermain oleh teman-teman sebayanya, namun ia menghindar, menolak dan menangis karena paksaan tersebut. Syaikh ini berkata bahwa anak ini diharapkan akan menjadi orang paling pintar dan paling zuhud pada masanya dan bisa memberikan manfaat yang besar kepada umat Islam. Perhatian ayah dan guru beliaupun menjadi semakin besar.
An-Nawawi tinggal di Nawa hingga berusia 18 tahun. Kemudian pada tahun 649 H ia memulai rihlah thalabul ilmi-nya ke Dimasyq dengan menghadiri halaqah-halaqah ilmiah yang diadakan oleh para ulama kota tersebut. Ia tinggal di madrasah Ar-rawahiyyah di dekat Al-Jami’ Al-Umawiy. Jadilah thalabul ilmi sebagai kesibukannya yang utama. Disebutkan bahwa ia menghadiri dua belas halaqah dalam sehari. Ia rajin sekali dan menghafal banyak hal. Ia pun mengungguli teman-temannya yang lain. Ia berkata: “Dan aku menulis segala yang berhubungan dengannya, baik penjelasan kalimat yang sulit maupun pemberian harakat pada kata-kata. Dan Allah telah memberikan barakah dalam waktuku.” [Syadzaratudz Dzahab 5/355].
Diantara syaikh beliau: Abul Baqa’ An-Nablusiy, Abdul Aziz bin Muhammad Al-Ausiy, Abu Ishaq Al-Muradiy, Abul Faraj Ibnu Qudamah Al-Maqdisiy, Ishaq bin Ahmad Al-Maghribiy dan Ibnul Firkah. Dan diantara murid beliau: Ibnul ‘Aththar Asy-Syafi’iy, Abul Hajjaj Al-Mizziy, Ibnun Naqib Asy-Syafi’iy, Abul ‘Abbas Al-Isybiliy dan Ibnu ‘Abdil Hadi.
Pada tahun 651 H ia menunaikan ibadah haji bersama ayahnya, kemudian ia pergi ke Madinah dan menetap disana selama satu setengah bulan lalu kembali ke Dimasyq. Pada tahun 665 H ia mengajar di Darul Hadits Al-Asyrafiyyah (Dimasyq) dan menolak untuk mengambil gaji.
Beliau digelari Muhyiddin (yang menghidupkan agama) dan membenci gelar ini karena tawadhu’ beliau. Disamping itu, agama islam adalah agama yang hidup dan kokoh, tidak memerlukan orang yang menghidupkannya sehingga menjadi hujjah atas orang-orang yang meremehkannya atau meninggalkannya. Diriwayatkan bahwa beliau berkata: “Aku tidak akan memaafkan orang yang menggelariku Muhyiddin.”
Imam An-Nawawi adalah seorang yang zuhud, wara’ dan bertaqwa. Beliau sederhana, qana’ah dan berwibawa. Beliau menggunakan banyak waktu beliau dalam ketaatan. Sering tidak tidur malam untuk ibadah atau menulis. Beliau juga menegakkan amar ma’ruf nahi munkar, termasuk kepada para penguasa, dengan cara yang telah digariskan Islam. Beliau menulis surat berisi nasehat untuk pemerintah dengan bahasa yang halus sekali. Suatu ketika beliau dipanggil oleh raja Azh-Zhahir Bebris untuk menandatangani sebuah fatwa. Datanglah beliau yang bertubuh kurus dan berpakaian sangat sederhana. Raja pun meremehkannya dan berkata: “Tandatanganilah fatwa ini!!” Beliau membacanya dan menolak untuk membubuhkan tanda tangan. Raja marah dan berkata: “Kenapa !?” Beliau menjawab: “Karena berisi kedhaliman yang nyata.” Raja semakin marah dan berkata: “Pecat ia dari semua jabatannya!” Para pembantu raja berkata: “Ia tidak punya jabatan sama sekali.” Raja ingin membunuhnya tapi Allah menghalanginya. Raja ditanya: “Kenapa tidak engkau bunuh dia padahal sudah bersikap demikian kepada Tuan?” Raj apun menjawab: “Demi Allah, aku sangat segan padanya.”
Imam Nawawi meninggalkan banyak sekali karya ilmiah yang terkenal. Jumlahnya sekitar empat puluh kitab, diantaranya:
Secara umum beliau termasuk salafi dan berpegang teguh pada manhaj ahlul hadits, tidak terjerumus dalam filsafat dan berusaha meneladani generasi awal umat dan menulis bantahan untuk ahlul bid’ah yang menyelisihi mereka. Namun beliau tidak ma’shum (terlepas dari kesalahan) dan jatuh dalam kesalahan yang banyak terjadi pada uluma-ulama di zaman beliau yaitu kesalahan dalam masalah sifat-sifat Allah Subhanah. Beliau kadang men-ta’wil dan kadang-kadang tafwidh. Orang yang memperhatikan kitab-kitab beliau akan mendapatkan bahwa beliau bukanlah muhaqqiq dalam bab ini, tidak seperti dalam cabang ilmu yang lain. Dalam bab ini beliau banyak mendasarkan pendapat beliau pada nukilan-nukilan dari para ulama tanpa mengomentarinya.
Adapun memvonis Imam Nawawi sebagai Asy’ari, itu tidak benar karena beliau banyak menyelisihi mereka (orang-orang Asy’ari) dalam masalah-masalah aqidah yang lain seperti ziyadatul iman dan khalqu af’alil ‘ibad. Karya-karya beliau tetap dianjurkan untuk dibaca dan dipelajari, dengan berhati-hati terhadap kesalahan-kesalahan yang ada. Tidak boleh bersikap seperti kaum Haddadiyyun yang membakar kitab-kitab karya beliau karena adanya beberapa kesalahan di dalamnya.
Komite Tetap untuk Riset Ilmiah dan Fatwa kerajaan Saudi ditanya tentang aqidah beliau dan menjawab: “Lahu aghlaath fish shifat” (Beliau memiliki beberapa kesalahan dalam bab sifat-sifat Allah).
Imam Nawawi meninggal pada 24 Rajab 676 H –rahimahullah wa ghafara lahu-.
Catatan: Lihat biografi beliau di Tadzkiratul Huffazh 4/1470, Thabaqat Asy-Syafi’iyyah Al-Kubra 8/395, dan Syadzaratudz Dzahab 5/354
***
Disusun Oleh: Ustadz Anas Burhanuddin, Lc.
Artikel www.muslim.or.idbiografi imam nawawi
Ketika berumur sepuluh tahun, Syaikh Yasin bin Yusuf Az-Zarkasyi melihatnya dipaksa bermain oleh teman-teman sebayanya, namun ia menghindar, menolak dan menangis karena paksaan tersebut. Syaikh ini berkata bahwa anak ini diharapkan akan menjadi orang paling pintar dan paling zuhud pada masanya dan bisa memberikan manfaat yang besar kepada umat Islam. Perhatian ayah dan guru beliaupun menjadi semakin besar.
An-Nawawi tinggal di Nawa hingga berusia 18 tahun. Kemudian pada tahun 649 H ia memulai rihlah thalabul ilmi-nya ke Dimasyq dengan menghadiri halaqah-halaqah ilmiah yang diadakan oleh para ulama kota tersebut. Ia tinggal di madrasah Ar-rawahiyyah di dekat Al-Jami’ Al-Umawiy. Jadilah thalabul ilmi sebagai kesibukannya yang utama. Disebutkan bahwa ia menghadiri dua belas halaqah dalam sehari. Ia rajin sekali dan menghafal banyak hal. Ia pun mengungguli teman-temannya yang lain. Ia berkata: “Dan aku menulis segala yang berhubungan dengannya, baik penjelasan kalimat yang sulit maupun pemberian harakat pada kata-kata. Dan Allah telah memberikan barakah dalam waktuku.” [Syadzaratudz Dzahab 5/355].
Diantara syaikh beliau: Abul Baqa’ An-Nablusiy, Abdul Aziz bin Muhammad Al-Ausiy, Abu Ishaq Al-Muradiy, Abul Faraj Ibnu Qudamah Al-Maqdisiy, Ishaq bin Ahmad Al-Maghribiy dan Ibnul Firkah. Dan diantara murid beliau: Ibnul ‘Aththar Asy-Syafi’iy, Abul Hajjaj Al-Mizziy, Ibnun Naqib Asy-Syafi’iy, Abul ‘Abbas Al-Isybiliy dan Ibnu ‘Abdil Hadi.
Pada tahun 651 H ia menunaikan ibadah haji bersama ayahnya, kemudian ia pergi ke Madinah dan menetap disana selama satu setengah bulan lalu kembali ke Dimasyq. Pada tahun 665 H ia mengajar di Darul Hadits Al-Asyrafiyyah (Dimasyq) dan menolak untuk mengambil gaji.
Beliau digelari Muhyiddin (yang menghidupkan agama) dan membenci gelar ini karena tawadhu’ beliau. Disamping itu, agama islam adalah agama yang hidup dan kokoh, tidak memerlukan orang yang menghidupkannya sehingga menjadi hujjah atas orang-orang yang meremehkannya atau meninggalkannya. Diriwayatkan bahwa beliau berkata: “Aku tidak akan memaafkan orang yang menggelariku Muhyiddin.”
Imam An-Nawawi adalah seorang yang zuhud, wara’ dan bertaqwa. Beliau sederhana, qana’ah dan berwibawa. Beliau menggunakan banyak waktu beliau dalam ketaatan. Sering tidak tidur malam untuk ibadah atau menulis. Beliau juga menegakkan amar ma’ruf nahi munkar, termasuk kepada para penguasa, dengan cara yang telah digariskan Islam. Beliau menulis surat berisi nasehat untuk pemerintah dengan bahasa yang halus sekali. Suatu ketika beliau dipanggil oleh raja Azh-Zhahir Bebris untuk menandatangani sebuah fatwa. Datanglah beliau yang bertubuh kurus dan berpakaian sangat sederhana. Raja pun meremehkannya dan berkata: “Tandatanganilah fatwa ini!!” Beliau membacanya dan menolak untuk membubuhkan tanda tangan. Raja marah dan berkata: “Kenapa !?” Beliau menjawab: “Karena berisi kedhaliman yang nyata.” Raja semakin marah dan berkata: “Pecat ia dari semua jabatannya!” Para pembantu raja berkata: “Ia tidak punya jabatan sama sekali.” Raja ingin membunuhnya tapi Allah menghalanginya. Raja ditanya: “Kenapa tidak engkau bunuh dia padahal sudah bersikap demikian kepada Tuan?” Raj apun menjawab: “Demi Allah, aku sangat segan padanya.”
Imam Nawawi meninggalkan banyak sekali karya ilmiah yang terkenal. Jumlahnya sekitar empat puluh kitab, diantaranya:
- Dalam bidang hadits: Arba’in, Riyadhush Shalihin, Al-Minhaj (Syarah Shahih Muslim), At-Taqrib wat Taysir fi Ma’rifat Sunan Al-Basyirin Nadzir.
- Dalam bidang fiqih: Minhajuth Thalibin, Raudhatuth Thalibin, Al-Majmu’.
- Dalam bidang bahasa: Tahdzibul Asma’ wal Lughat.
- Dalam bidang akhlak: At-Tibyan fi Adab Hamalatil Qur’an, Bustanul Arifin, Al-Adzkar.
Secara umum beliau termasuk salafi dan berpegang teguh pada manhaj ahlul hadits, tidak terjerumus dalam filsafat dan berusaha meneladani generasi awal umat dan menulis bantahan untuk ahlul bid’ah yang menyelisihi mereka. Namun beliau tidak ma’shum (terlepas dari kesalahan) dan jatuh dalam kesalahan yang banyak terjadi pada uluma-ulama di zaman beliau yaitu kesalahan dalam masalah sifat-sifat Allah Subhanah. Beliau kadang men-ta’wil dan kadang-kadang tafwidh. Orang yang memperhatikan kitab-kitab beliau akan mendapatkan bahwa beliau bukanlah muhaqqiq dalam bab ini, tidak seperti dalam cabang ilmu yang lain. Dalam bab ini beliau banyak mendasarkan pendapat beliau pada nukilan-nukilan dari para ulama tanpa mengomentarinya.
Adapun memvonis Imam Nawawi sebagai Asy’ari, itu tidak benar karena beliau banyak menyelisihi mereka (orang-orang Asy’ari) dalam masalah-masalah aqidah yang lain seperti ziyadatul iman dan khalqu af’alil ‘ibad. Karya-karya beliau tetap dianjurkan untuk dibaca dan dipelajari, dengan berhati-hati terhadap kesalahan-kesalahan yang ada. Tidak boleh bersikap seperti kaum Haddadiyyun yang membakar kitab-kitab karya beliau karena adanya beberapa kesalahan di dalamnya.
Komite Tetap untuk Riset Ilmiah dan Fatwa kerajaan Saudi ditanya tentang aqidah beliau dan menjawab: “Lahu aghlaath fish shifat” (Beliau memiliki beberapa kesalahan dalam bab sifat-sifat Allah).
Imam Nawawi meninggal pada 24 Rajab 676 H –rahimahullah wa ghafara lahu-.
Catatan: Lihat biografi beliau di Tadzkiratul Huffazh 4/1470, Thabaqat Asy-Syafi’iyyah Al-Kubra 8/395, dan Syadzaratudz Dzahab 5/354
***
Disusun Oleh: Ustadz Anas Burhanuddin, Lc.
Artikel www.muslim.or.idbiografi imam nawawi
abunawas
Cara Cerdik Menangkap Pencuri
Nampaknya maling tersebut sangat profesional. Buktinya saja sudah banyak petugas dikerahkan untuk mengejar pencuri itu, namun si maling tak kunjung ketangkap.
Sang saudagar kaya raya semakin gusar dibuatnya. Bagaimana tidak, sudah uangnya diambil kemudian ada rasa penasaran sebenarnya siapa pencuri lihai tersebut.
Hebatnya, tak ada satu pun pertanda yang bisa dilanjutkan sebagai bahan penyelidikan lebih lanjut. Bahkan meskipun telah mendesak pejabat setempat, tetap saja hasilnya nihil.
Pengumuman dan Sayembara
Pada akhirnya, sang saudagar membuat keputusan, barangsiapa yang mencuri hartanya dan dia mau mengembalikan, maka dia akan mendapatkan hak separuh dari harta yang dicuri tersebut.
Namun meskipun sudah diberikan pengumuman tersebut, si pencuri tak kunjung memperlihatkan batang hidungnya. Bahkan si pencuri ini merasa nyaman dan aman karena tak satupun orang yang mengetahui ulahnya.
Tidak putus asa, sang saudagar akhirnya membuat sayembara baru. Barang siapa yang berhasil mendapatkan pencuri tersebut, maka dia akan mendapatkan seluruh harta tersebut.
Tentu saja sayembara ini sangat menarik warga Baghdad. Banyak sekali orang yang mendaftar untuk ikut andil bagian, termasuk si pencuri itu sendiri.
Awalnya si pencuri berniat untuk meninggalkan kota Baghdad dengan membawa harta curiannya. Namun setelah dipikir-pikir, kepergiannya hanya akan membuka aibnya.
Oleh karena itu, si pencuri mencoba bertahan di kota dengan ikut-ikutan menjadi peserta sayembara. Dia semakin merasa aman saat berkumpul dengan peserta sayembara.
Dia sangat yakin kedoknya tidak akan terbongkar.
Tongkat Ajaib
Begitu melihat hasil yang belum jelas terlihat dari sayembara yang sudah dibukanya, sang saudagar akhirnya mendesak sang hakim untuk mendatangkan Abu Nawas.
Namun sayangnya, Abu Nawas pada hari itu sedang berada di Damaskus dan baru bisa pulang pada esok harinya. Semua harapan bertumpu pada Abu Nawas.
Kasak kusuk begitu genjar di kalangan warga, mereka menebak apakah Abu Nawas mampu menguak teka-teki tersebut. Sementara itu, si pencuri hatinya menjadi ciut karena dia tahu bagaimana kemampuan Abu Nawas dalam memecahkan masalah.
Pada keesokan harinya, Abu Nawas datang dengan membawa tongkat banyak sekali. Dan kemudian dia membagikan tongkat-tongkat tersebut kepada semua yang hadir sambil berpesan.
"Tongkat-tongkat ibi sudah saya mantrai, kalian bawa pulang. Besok bawa kembali ke sini. Jika salah satu diantara kalian pencurinya, maka tongkat akan bertambah satu telunjuk. Yang bukan pencuri, maka tidak usah khawatir, "ujar Abu Nawas.
Kemudian semua warga pulang dan si pecuri bingung bagaimana bisa lolos di esok hari. Setelah memeras otak, dia memutuskan untuk memotong tongkat tersebut sepanjang telunjuk jarinya.
Benar.
Keesokan harinya, semua warga berkumpul dan mengembalikan tongkat kepada Abu Nawas. Pada saat menerima tongkat dari pencuri tersebut, Abu Nawas langsung menangkapnya karena tongkatnya menjadi lebih pendek.
Kemudian si pencuri diadili dengan seadil-adilnya. Akhirnya Abu Nawas berhak menerima uang 100 dinar tersebut. Namun uang tersebut dibagikan kepada fakir miskin di kota Baghda kisahhabunawas.https//com
Minggu, 20 Maret 2016
sulam taufiq
.:: SULLAM AT-TAUFIQ ::.
:: DAFTAR ISI KITAB ::
.: Pasal 2 : Murtad
.: Pasal 3 : Hukum Murtad
.: Pasal 4 : Melaksanakan Kewajiban dan
Meninggalkan Hal-Hal Yang Diharamkan
.: Pasal 5 : Waktu-Waktu Sholat Fardhu
.: Pasal 6 : Kewajiban Pemimpin
.: Pasal 7 : Fardhu Wudhu
.: Pasal 8 : Hal-Hal Yang Membatalkan Wudhu
.: Pasal 9 : Istinja (Bersuci)
.: Pasal 10 : Hal-Hal Yang Mewajibkan Mandi
.: Pasal 11 : Syarat-Syarat Bersuci
.: Pasal 12 : Hal-Hal Yang Diharamkan Bagi Orang Yang
Berhadats
.: Pasal 13 : Najis Dan Cara-Cara Mensucikannya
.: Pasal 14 : Syarat-Syarat Sholat
.: Pasal 15 : Hal-Hal Yang Membatalkan Sholat
.: Pasal 16 : Syarat Diterimanya Sholat
.: Pasal 17 : Rukun Sholat
.: Pasal 18 : Sholat Berjama'ah
.: Pasal 19 : Syarat Berjama'ah
.: Pasal 20 : Mengurus Mayat
.: Pasal 21 : Zakat
.: Pasal 22 : Puasa (Shaum)
.: Pasal 23 : Ibadah Haji
.: Pasal 24 :Memelihara Hukum Halal dan Haram dalam Mu'amalah
dan Munakahat
.: Pasal 25 : Jual-Beli yang Dilarang
.: Pasal 26 : Nafkah Keluarga
.: Pasal 27 : Sifat-Sifat Terpuji dan Tercela
.: Pasal 28 : Maksiat Hati
.: Pasal 29 : Maksiat Perut
.: Pasal 30 : Maksiat Mata
.: Pasal 31 : Maksiat Lisan
.: Pasal 32 : Maksiat Telinga
.: Pasal 33 : Maksiat Tangan
.: Pasal 34 : Maksiat Kelamin
.: Pasal 35 : Maksiat Kaki
.: Pasal 36 : Maksiat Badan
.: Pasal 37 : Tobat dari Dosa
بسم
الله الر حمن
الر حيم
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih
lagi MAha Penyayang. (Dialah Dzat yang telah memberi nikmat kepada kita, baik
nikmat yang disertai dengan usaha kita maupun tidak. Dengan kemurahan-Nya
melengkapi anggota tubuh kita yang sangat banyak gunanya dan penuh dengan
rahasia yang sangat mendalam).
الحمد
لله رب
العالمين
Segala puji bagi Allah, Tuhan
Semesta Alam. (Perlu diketahui bahwa puji itu ada empat macam, yaitu : puji
Allah kepada Dzat-Nya, puji makhluk kepada-Nya, puji Allah kepada makhluk-Nya
dan puji makhluk terhadap makhluk. Semua itu pada hakikatnya kembali kepada
Allah juga, sebab Dialah yang menciptakannya).
وأشهد
أن لااله الا
الله وحده
لاشريك له
وأشهد أن
محمدا عبده
ورسوله صلى
الله عليه
وسلم وعلى اله
وصحبه
والتابعين
Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan
selain Allah Yang Maha Esa. Tiada sekutu bagi-Nya, dan aku bersaksi, bahwa Nabi
Muhammad itu hamba dan utusan-Nya. Rahmat dan kebahagiaan semoga dilimpahkan
kepadanya dan seluruh keluarga, para sahabat serta pengikutnya.
أما
بعد فهذا جزء
لطيف يسره
الله تعالى
فيما يجب
تعلمه
وتعليمه
والعمل به
للخص والعام
Amma Ba'du :
Buku ini merupakan sebagian kecil
yang pelik, yang menerangkan perkara yang wajib dikaji dan dipelajari serta
diamalkan bagi orang yang mengerti maupun yang belum memahaminya. Semoga Allah
SWT memudahkanny, amiiin.
والواجب
ماوعد الله
فاعله
بالثواب
وتوعد تاركه
بالعقاب
Yang disebut wajib
ialah setiap perkara yang Allah telah menjanjikan pahala bagi orang yang
mengerjakan dan meninggalkannya akan mendapatkan siksa.
أسأل
الله الكريم
أن يجعل ذالك
منه وله وفيه
وإليه وموجبا
للقرب
والزلفى لديه
Aku namai kitab ini dengan Sullamut
Taufiq yang artinya tangga pertolongan untuk mencintai Allah dengan
sebenar-benarnya. Aku memohon kepada Allah SWT, semoga buku ini mendapat
ridha-Nya. Ia jadikan sebagai amal sholeh yang dapat meraih pahala yang ada di
sisi-Nya dan menjadi sebab untuk mendekatkan diri (taqorrub)
kepada-Nya serta mendapat tempat di haribaan-Nya kelak.
وأن
يوفق من وقف
عليه بالعمل
بمقتضاه ثم
الترقى
بالتودد
بالنوافل
ليحوز حبه
وولاه
Semoga Allah menolong orang yang
menelaah kitab ini untuk mengamalkan tujuan dan isinya, melaksanakan kewajiban
serta meninggalkan segala larangan Allah, menyukai pekerjaan yang sunah agar ia
mendapatkan cinta Allah dan pertolongan-Nya.
Keterangan :
Barang siapa yang telah mampu
meningkatkan amal ibadahnya dari yang wajib sampai yang sunah, maka Allah
berfirman dalam hadits Qudsi :
لايزال
العبد يتقرب
إلي بالنوافل
حتى أحبه فإذا
أحببته كنت
سمعه الذى
يسمع به
ويبصره الذى
يبصربه
ولسانه الذى
ينطق به ويده
التى يبطش بها
ورجله التى
يمشى بها
"Seorang hamba yang senantiasa
mendekatkan dirinya kepada-Ku dengan mengerjakan sunah sehingga Aku mencintainya,
maka bila aku telah mencintai dia, Akulah yang menjaga pendengarannya bila ia
mendengar, menjaga penglihatannya bila ia melihat, menjaga lisannya bila ia
mengucap, mejaga tangannya bila ia akan menempeleng dan menjaga kakinya bila ia
melangkah."
Maksudnya : Akulah
(Allah SWT) yang menjaga pendengarannya, lisannya, penglihatannya, tangan dan
kakinya dari suatu maksud yang tidak Aku (Allah) ridhai. Demikian penjelasan
Syekh Ahmad Nahrawi.
Pengarang
Daftar
Isi
Keatas
Pasal 1
.:
SIFAT-SIFAT ALLAH DAN ROSUL-NYA :.
فصل :
يجب على كافة
المكلفين
الدخول فى دين
الإسلام
والثبوت فيه
على الدوام
والتزام
مالزم عليه من
الأحكام
Setiap
orang yang telah dewasa (mukallaf) wajib memasuki atau memeluk agama Islam dan
tetap dalam agama itu untuk selama-lamanya serta melaksanakan segala kewajiban
yang berkenaan dengan hukum-hukumnya.
Keterangan
:
Hukum
Islam itu ada lima perkara, yaitu :
-
Wajib, ialah setiap perkara yang harus dilaksanakan . Mendapat pahala bila dikerjakan dan mendapat siksa bila ditinggalkan.
-
Haram, ialah kebalikan dari wajib. Bila ditinggalkan berpahala dan bila dikerjakan mendapat siksa atau berdosa.
-
Sunnah, ialah setiap perkara yang baik dikerjakan. Bila dikerjakan berpahala dan bila ditinggalkan tidak berdosa.
-
Makruh, ialah kebalikan dari sunnah. Bila dikerjakan tidak berdosa dan bila ditinggalkan berpahala.
-
Mubah, ialah setiap perkara yang boleh dikerjakan dan boleh tidak dikerjakan.
فمما
يجب علمه
واعتقاده
مطلقا والنطق
به فى الحال إن
كان كافرا
والا ففى
الصلاة
الشهادتان
وهما أشهد أن
لاإله الا
الله وأشهد أن
محمدا رسول
الله صلى الله
عليه وسلم
Diantara
perkara yang wajib diketahui dan dipercayai secara mutlak ialah membaca dua
kalimah syahadat. Yaitu Asyhadu allaa ilaaha illallah wa Asyhadu anna
Muhammadar Rasulullah (aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan
aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah). Dan wajib mengucapkan
kalimat tersebut seketika itu juga bila orang itu kafir, namun bila bukan kafir,
maka cukup membacanya dalam sholat saja.
Keterangan
:
Dua
kalimah syahadat itu wajib diucapkan dengan lisan dan dii'tikadkan dalam hati.
Apabila orang pernah membacanya, dianggap orang Islam, meskipun belum
mengerjakan kewajiban lainnya.
ومعنى
أشهد أن لاإله
الا الله أن
تعلم وتعتقد
وتؤمن وتصدق
أن لا معبود
بحق فى الوجود
إلا الله
الواحد الأحد
الأول القديم
الحي القيوم
الباقي
الدائم
الخالق
الرازق
العالم
القدير
الفعال
لمايريد
Makna
aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah ialah hendaknya kamu mengetahui,
mempercayai, beriman dan membenarkan bahwa tiada yang wajib disembah di alam
wujud ini selain Allah Yang Maha Esa (tidak terdiri dari beberapa bagian dan
tidak dapat dibagi-bagi Dzat maupun sifat-Nya serta tidak bertempat tinggal
seperti makhluknya), Dia yang Maha Awal (yang tiada permulaan bagi
keberadaan-Nya), yang Qadiim, Yang Hidup, Yang Berdiri Sendiri (yakni tidak
membutuhkan sesuatudari yang lain-Nya, tidak bergantung kepada selain-Nya,
sebaliknya segala sesuatu membutuhkan dan sangat bergantung kepada-Nya), Yang
Maha Kekal (tiada akhir atau ujungnya), Yang Maha Abadi (tidak berubah oleh
perubahan waktu atau iklim), Yang Menciptakan semua makhluk, Yang Maha Pemberi
Rizki (kepada setiap makhluk yang hidup, baik untuk kepentingan lahir maupun
batinnya, seperti keyakinan dan akidahnya), Yang Maha Mengetahui (segala
makhluk-Nya, dimanapun ia berada tanpa didahului oleh ketidaktahuan), Yang Maha
Kuasa atas segala sesuatu, Yang Mampu Membuat segala sesuatu yang
dikehendaki-Nya (tiada yang dapat menghalangi atau merintangi dan menghambat-Nya).
ماشاء
الله كان
ومالم يشألم
يكن ولاحول
ولاقوة الا
بالله العلي
العظيم
Setiap
perkara yang Allah kehendaki, pasti terjadi dan setiap perkara yang tidak
dikehendaki-Nya pasti tak akan terjadi. Tiada daya dan kekuatan kecuali dengan
pertolongan Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung.
موصوف
بكل كمال منزه
عن كل نقص ليس
كمثله شيئ وهو
السميع
البصير
Ia
bersifat dengan segala sifat kesempurnaan dan Maha Suci dari segala sifat
kekurangan. Tiada sesuatu perkarapun yang menyerupai-Nya. Ia Maha Mendengar (akan
segala sesuatu tanpa terpengaruh oleh gemuruh dimanapun adanya, meski dalam satu
detik, terdengar oleh-Nya). Ia Maha Melihat (akan segala perkara yang besar
maupun yang kecil sekecil apapun dan tidak terhalang oleh sesuatu , meskipun
berupa getaran hati kita).
وهو
القديم وما
سواه حادث وهو
الخالق وما
سواه مخلوق
Ia
dzat yang Qadiim yang tiada permulaannya dan tidak diciptakan oleh siapapun. Ia
berada dengan sendirinya dan segala sesuatu selain Allah adalah baru (yakni
adanya sesudah tidak ada dan ada yang mengadakannya, tidak timbul dengan
sendirinya). Ia Dzat yang mencipta dan selain-Nya adalah makhluk (yang
dicipta).
وكلامه
قديم كسائر
صفاته لأنه
سبحانه مباين
لجميع
المخلوقات فى
الذات
والصفات
والأفعال
سبحانه
وتعالى عما
يقول
الظالمون
علوا كبيرا
Perkataan
Allah itu Qadiim seperti semua sifat-Nya (sebagaimana Dzat-Nya pun Qadiim, sebab
sifat itu selalu beserta dzat. Seperti putihnya kain, selalu melekat pada
kainnya). Karena sesungguhnya Allah itu Maha Suci, berbeda dengan seluruh
makhluk-Nya, dalam dzat, sifat dan perbuatan-Nya. Maha Suci Allah dan Maha Luhur
dari perkataan (anggapan) orang-orang yang zhalim. (diantara mereka ada yang
beranggapan bahwa Allah itu berjalan, beranak atau beristri atau sebagainya).
ومعنى
أشهد أن محمدا
رسول الله أن
تعلم وتعتقد
وتصدق وتؤمن
أن سيدنا
ونبينا محمد
بن عبد الله
ابن عبد
المطلب بن
هاشم بن عبد
مناف القرشي
صلى الله عليه
وسلم عبد الله
ورسوله إلى
جميع الخلق
Adapun
makna "Aku bersaksi bahwa Muhammad itu Rosulullah", yaitu bahwa kamu
harus mengetahui, mempercayai, membenarkan dan beriman bahwa Yang Mulia Nabi
kita Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muththalib bin Hasyim bin Abdi Manaf dari
suku bangsa Quraisy itu adalah hamba Allah dan utusan-Nya untuk semua makhluk (termasuk
manusia dan jin).
ولد
بمكة وبعث بها
وهاجر إلى
المدينة ودفن
فيها
Ia
dilahirkan di Makkah, lalu diangkat sebagai Rasulullah di sana kemudian beliau
hijrah ke Madinah dan wafat di sana.
وأنه
صلى الله عليه
وسلم صادق فى
جميع ما
أخبربه, فمن
ذالك عذاب
القبر ونعيمه
وسؤال
الملكين منكر
ونكير
Kamu wajib membenarkan segala berita
yang dibawa (disampaikannya) baik mengenai kerasulannya, hal-hal yang ghaib atau
keimanan dan hukum syariat yang dipraktekannya, sebab tidak muncul dari hawa
nafsunya, tetapi atas petunjuk Allah. Dan sejak kecil Beliau terkenal sebagai
orang yang jujur, tidak pernah berdusta. Ia bukan sembarang orang, ia manusia
pilihan.
Diantara berita yang dibawanya ialah
:
-
Mengenai siksa kubur (bagi orang yang durhaka), dan nikmatnya (bagi orang yang bertaqwa). Itu permulaan balasan Allah. Perlu diketahui, , bahwa alam kubur itu bukan kuburan, melainkan alam sesudah mati, alam antara dunia dan akhirat, disebut juga alam barzakh. Setiap orang yang mati meskipun tidak dimasukkan ke lubang lahat (kuburan) seperti hangus terbakar, ditelan binatang buas dan sebagainya, pasti masuk ke alam kubur (barzakh) dan menerima siksa atau nikmat kubur. Hal tersebut bergantung kepada amal perbuatannya, sebab rohnya tetap hidup, sedangkan roh itulah yang menimbulkan rasa senang atau susah, sakit atau tidak.
-
Pemeriksaan dua malaikat utusan Allah yaitu Munkar dan Nakir (mereka bertanya pada setiap mayat tentang Tuhannya, Nabinya, Imamnya, Kiblatnya dan Ikhwannya). Ketika mayat ditanya oleh kedua malaikat, ia merasa sebagaimana orang hidup, dapat mendengar, mempunyai rasa takut atau gembira. Untuk membenarkan kejadian itu Allah telah memberi contoh kepada kita dengan mimpi, meskipun jasad kita tidur, akan tetapi apa yang kita mimpikan terasa seperti saat terjaga saja.
والبعث
والحشر
والقيامة
والحساب
والثواب
والعذاب
والميزان
-
Ba'ats, (yaitu seluruh makhluk yang bernyawa dihidupkan kembali dari kuburannya pada hari kiamat kelak). Saat itu semua bagian badan manusia yang telah hancur berantakan, baik dalam kuburannya maupun yang sudah hancur dalam perut binatang atau hangus dibakar dan sebagainya, akan utuh kembali dan bersatu seperti pada waktu hidupnya di dunia.
-
Hasyar, (yaitu seluruh makhluk dikumpulkan di suatu tempat yang disebut mauqif untuk menerima keputusan dari Mahkamah Maha Agung Allah Yang Gagah Perkasa lagi Maha Adil).
Firman Allah SWT :
حتى
إذا جاءوها
شهد عليهم
سمعهم
وأبصارهم
وجلودهم بما
كانوا يعملون ,
فصلت : 20
" Sehingga apabila mereka
sampai ke sana, pendengaran, penglihatan dan kulit mereka menjadi saksi terhadap
apa yang telah mereka kerjakan." (Q.S Fushilat : 20)
وقالوا
لجلودهم لم
شهدتم عليناط
قالوا أنطقنا
الله الذى
أنطق كل شيء
وهو خلقكم أول
مرة وإليه
ترجعون ، فصلت:21
" Dan mereka bertanya kepada
kulit mereka : Mengapa kamu menjadi saksi terhadap kami ? Jawab kulit mereka :
Allah yang menjadikan segala sesuatu pandai berkata, telah pula menjadikan kami
pandai berkata atau bicara dan Dialah (Allah) yang telah menciptakan kamu pada
pertama kali (di dunia) dan hanya kepada-Nyalah kamu sekalian dikembalikan."
(Q.S Fushilat :21)
-
Kiamat, (yaitu saat dihancurkannya seluruh alam ini sehingga tiada yang kekal selain Allah Dzat Yang Maha Agung). Perlu diketahui, bahwa hancurkan alam semesta ini dengan tiupan Malaikat Israfil. Dengan tiupannya itu jagat raya ini mengalami keguncangan yang maha hebat, gunung-gunung menjadi rata, matahari dan bintang-bintang berantakan. Setelah melewati waktu 40 tahun , Allah menghidupkan lagi malaikat Israfil, Jibril dan Mikail, lalu malaikat Israfil meniup sangkakala, sehingga makhluk yang telah mati itu dihidupkan kembali.
-
Hisaban, (yaitu pemerikasaan dan perhitungan seluruh amal perbuatan manusia yang baik maupun yang jelek, dengan terinci tiada yang terlewat sedikit pun, sebab semuanya tercatat dalam buku catatan amal, hasil kerja Malaikat Raqib dan 'Atid).
-
Tsawab, (yaitu pahala yang amat besar serta kekal bagi orang-orang yang beriman dan beramal sholeh, bertaqwa kepada Allah. Mereka mendapat rahmat dan keridhaan Allah dan syafaat Nabi Muhammad SAW).
-
Adzab, (yaitu siksaan Allah dengan api neraka). Tempat tinggal, pakaian, makanan, minuman dan segala sesuatunya dari api. Siksaan itu kekal bagi orang yang kafir dan munafik, juga untuk sementara waktu bagi orang mukmin yang berdosa, yakni yang amal maksiatnya lebih banyak daripada amal sholehnya.
-
Mizan, (yaitu timbangan amal perbuatan manusia). Amal perbuatan manusia dan jin itu selain dihisab , juga ditimbang. Kalau amal sholehnya lebih berat tentu masuk ke surga, sedangkan kalau dosanya lebih berat tentu masuk neraka.
والنار
والصراط
والحوض
والشفاعة
والجنة
والخلود
والرؤية لله
تعالى فى
الجنة
-
Neraka, (yaitu tempat siksaan yang maha dahsyat dan hebat). Neraka itu mempunyai tujuh tingkatan, yaitu :
a. Jahannam (yang apling atas)
e. Saqar
b. Lazha
f. Jahim
c. Huthamah
g. Hawiyah (yang terbawah)
d. Sa'ir
-
Shirath, (yaitu jembatan di atas neraka jahannam, permulaannya di Mauqif dan ujungnya di pintu surga. Jembatan itu lebih halus daripada rambut dan lebih tajam daripada pisau cukur. Bisa atau tidaknya orang melewatinya bergantung kepada amal perbuatannya, bukan bergantung kepada kepintaran atau ketangkasan meloncatinya). Orang yang pertama melewatinya ialah Nabi Muhammad dan dengan sekejap mata saja sudah sampai ke pintu surga. Kemudian disusul oleh orang-orang yang tidak mempunyai dosa dan cepat atau tidaknya bergantung banyak sedikit amal sholehnya. Ada yang seperti kecepatan angin, ada yang seperti burung terbang, ada yang seperti kuda berlari, ada yang seperti berlari, berjalan kaki, ada yang merangkak, ada yang menunggang masjid atau binatang yang mereka kurbankan. Dan ada pula yang jatuh langsung ke tengah-tengah api neraka. Perlu diketahui, bahwa kecepatan melewati shirath itu bergantung pada banyaknya beramal sholeh.
-
Haudh, (yaitu telaga milik Nabi Muhammad SAW, yang luasnya ribuan kilometer persegi), menurut hadits seukuran Shan'a di Yaman dan Syam di Damsyiq (Suriah). Wanginya lebih semerbak daripada minyak kesturi dan warnanya bermacam-macam sebanyak minuman surga. Setiap orang yang bisa melewati Shirath (jembatan) itu akan meminum airnya, lalu dimasukkan ke dalam surga yang kekal abadi.
-
Syafa'at, (yaitu pembelaan para Nabi Allah kepada umatnya atau pembelaan para wali, para Ulama' dan para Sholihin terhadap orang yang berdosa). Syafaat yang paling besar, ialah syafaat Nabi Muhammad SAW kepada seluruh manusia ketika akan menghadapi hisaban amal. Hisaban tersebut disebut paling besar atau 'Uzhma, sebab meliputi seluruh makhluk yang mukmin dan kafir.
alasror.tripod.com/fiqih.htp
fathul qorib
Terjemah Fathul Qorib, Fiqih Madzhab Syafi’i, bagian 1
By hadzafadlulloh on
Pujian dan sanjungan hanya hak dan milik Alloh yang telah berfirman :
“Telah sempurnalah kalimat Tuhanmu (Al Qur’an), sebagai kalimat yang
benar dan adil. Tidak ada yang dapat merubah-rubah kalimat-kalimat-Nya
dan Dia-lah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”. (QS. Al An’aam :
115). Benar dalam seluruh beritanya dan adil dalam setiap perintah dan
laranganNya.Sholawat dan salam bagi kekasih Ar Rohman; Muhammad bin Abdillah yang telah bersabda : “Barangsiapa yang dikendaki baiknya oleh Alloh Ta’ala, maka Dia Ta’ala akan memfaqihkan dia pada agama”.
Tulisan yang akan kami sajikan kehadapan pembaca merupakan kitab fiqih dalam Madzhab Imam As Syafi’i rohimahulloh, yakni kitab FATHUL QORIB AL MUJIB FI SYARHI ALFADZI AT TAQRIB . Kami akan tampilkan secara bertahap, sedikit demi sedikit, sehingga akhirnya saya berharap bisa memberikan gambaran secara utuh lagi umum tentang fiqih Madzhab. Amin.
Metode yang saya kerjakan sangatlah sederhana, yakni :
- Menterjemahkan kitab, dengan memberi tanda […] pada matan asli yakni kitab At Taqriib dan membiarkannya tanpa tanda […] untuk terjemah syarh/penjelasan.
- Memberi catatan pada beberapa kalimat yang Alloh Ta’ala taqdirkan mudah bagiku. Catatan ini terkadang berupa
a. Menyebutkan pengertian dan penjelasan ringkas.
b. Penyebutan dalil yang menjadi saksi bagi permasalahan atau pendapat tersebut.
c. Penetapan pendapat yang kuat pada suatu permasalahan, hal ini dilakukan ketika pendapat madzhab merupakan
pendapat lemah secara tinjuan dalil dan alasan.
Sholawat dan salam bagi Rosululloh, keluarga, sahabat dan seluruh manusia yang menempuh sunnah-nya. Aamiin.
***
بسم الله الرحمن الرحيم
Syaikh[1] Al Imam[2] Al ‘Alim Al ‘Alamah[3] Syamsuddin Abu Abdillah Muhammad bin Qosim As Syafi’i –Semoga Alloh melimpahkan rahmat dan keridlhoannya[4], amin– berkata :Seluruh pujian hanya hak Alloh, memulainya dengan hamdalah karena berharap berkah, karena merupakan permulaan setiap urusan yang penting, penutup setiap puji yang diijabah, dan akhir ungkapan orang-orang mu’min di surga, kampung pahala. Aku memujiNya yang telah memberikan taufiq kepada setiap yang Dia kehendaki dari kalangan para hambanya, untuk tafaquh di dalam Agama sesuai dengan yang dikehendakiNya. Aku bersholawat dan memohonkan keselamatan bagi makhluk termulia, Muhammad penghulu para utusan, yang bersabda :
مَنْ يُرِدِ اللّهُ بهِ خَيْراً يُفَقِّهْهُ فِي الدِّين
“Barangsiapa yang Alloh kehendaki kebaikannya maka Dia Ta’ala akan memahamkannya pada agama” (HR.
Bukhori[71], Muslim[1037]), demikian pula sholawat dan salam bagi
seluruh pengikut dan sahabatnya, selama ada orang-orang yang berdzikir
dan adanya orang-orang yang lalai.Kemudian, kitab ini sangatlah ringkas dan runtut, kitab ini saya berinama At Taqrib, dengan harapan para pemula bisa mengambil manfa’at dalam masalah cabang syari’at dan agama, dan supaya menjadi media bagi kebahagiaanku pada hari pembalasan, serta bermanfa’at bagi para hambanya dari orang-orang Islam. Sesungguhnya Dia maha Mendengar permintaan hambanya, Maha Dekat lagi Maha Mengabulkan, orang yang memaksudkanNya tidak akan sia-sia “Jika hambaku bertanya kepada mu, maka sesungguhnya Aku sangatlah Dekat”. (QS. Al Baqoroh : 186).
Ketahuilah!, dalam sebagian naskah kitab pada muqoddimahnya terkadang penamaanya dengan AT TAQRIB dan terkadang pula dengan GHOYATUL IKHTISHOR, oleh karena itu saya pun manamainya dengan dua nama, pertama FATHUL QORIB AL MUJIB FI SYARHI ALFADZI AT TAQRIB, kedua AL QAUL AL MUKHTAR FI SYARHI GHOYATIL IKHTISHOR.
***
As Syaikh Al Imam Abu Thoyyib, dan terkenal pula dengan nama Abi
Suja’ Syihabul millah wad dien Ahmad bin Al Husain bin Ahmad Al
Ashfahaniy[5] –semoga Alloh memperbanyak curahan rahmat dan keridlhoan kepadanya, dan menempatkannya di surga tertinggi– berkata:[Bismillahirrohmaanirrohim] Aku memulai tulisan ini[6], Alloh[7] merupakan nama bagi Dzat Yang Wajib Adanya ‘wajibul wujud’[8]. Ar Rohman lebih menyampaikan daripada Ar Rohim[9].
[Al Hamdu] merupakan pujian kepada Alloh Ta’ala dengan keindahan/kebaikan disertai pengagungan[10]. [Robbi] yaitu Yang Maha Menguasai. [Al ‘Aalamin] dengan difatahkan, ia sebagimana pendapat Ibnu Malik : Kata benda jamak yang khusus digunakan bagi yang berakal, bukan seluruhnya. Kata tunggalnya ‘aalam dengan difathahkan huruf lam, ia merupakan nama bagi selain Alloh Ta’ala[11], dan jamaknya khusus bagi yang berakal.
[Dan sholawat Alloh] serta salam [atas pengulu kita, Muhammad sang Nabi] ia dengan hamzah dan tidak dengan hamzah[12] adalah manusia yang diberikan wahyu kepadanya dengan syari’at yang dia beramal dengannya walaupun tidak diperintahkan menyampaikannya, maka jika diperintahkan menyampaikan maka dia Nabi dan Rosul. Maknanya curahkanlah sholawat dan salam kepadanya. Muhammad adalah nama yang diambil dari isim maf’ul al mudlho’af al ‘ain. Dan Nabi merupakan badal dari[nya[13]] atau ‘athof bayan. [Dan] bagi [keluarganya yang suci], mereka sebagaimana diungkapkan As Syafi’i : Keluarganya yang beriman dari Bani Hasyim dan Bani Al Mutholib, dikatakan dan An Nawawi memilihnya : Mereka adalah seluruh orang muslim. Mudah-mudahan perkataanya ath thohirin diambil dari firmanNya Ta’ala : “dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya” (QS. Al Ahzab : 33). [Dan] bagi [para sahabatnya], ia jamak dari shohibun nabi[14]. Dan perkataanya [seluruhnya] merupakan takid ‘penegas’ dari shohabat.
Kemudian penulis menyebutkan bahwa dia menulis ringkasan ini karena suatu permintaan, dalam perkataannya : [sebagian ‘al asdhiqo’ sahabat-sahabtku memintaku], ia jamak dari shodiiq. Dan perkataanya : [semoga Alloh Ta’ala menjaga mereka], ia merupakan kalimat du’a. [supaya aku membuat suatu ringkasan], ia adalah sesuatu yang sedikit lafadznya dan banyak maknanya [dalam fiqih], ia secara bahasa bermakna pemahaman, adapun secara istilah adalah pengetahuan mengenai hukum-hukum syar’iyah ‘amaliyah yang diusahakan dari dalil-dailnya yang rinci. [Madzhab Al Imam] yang mulia, mujtahid, penolong sunnah dan agama, Abu Abdillah Muhammad bin Idris bin Al Abbas bin Utsman bin Syafi’i. [Asy Syafi’i] dilahirkan di Gaza tahun 150 H dan wafat [semoga kepadanya tercurah rahmat dan keridlhoanNya] hari Jum’at akhir bulan Rajab tahun 204 H.
Penulis mensifati ringkasannya dengan ragam sifat, diantaranya [pada puncak ringkasan dan akhir rangkuman] dan kata-kata al ghoyah dan nihayah memiliki kedekatan makna, demikian pula al ikhtisor dan al ijaz, diantara sifatnya pula [mendekatkan pemahaman pada pelajar] kepada cabang fiqih [untuk mempelajarinya dan mempermudah para pemula untuk menghafalnya] yakni menghadirkannya dari hafalan bagi orang-orang yang berkeinginan menghafal ringkasan ilmu fiq. [Dan] sebagian sahabat meminta pula supaya aku [memperbanyak didalamnya] yakni di dalam ringkasan tersebut [pembagian-pembagian] ahkam fiqhiyyah [dan] dari [membatasi] yakni seksama [dalam menentukan] yang wajib, mandzub dan selain keduanya. [Maka aku berkeinginan mengabulkan pada] permintaannya karena [mengharap pahala] dari Alloh Ta’ala atas usaha menulis ringkasan ini. [Harapan hanya kepada Alloh yang maha suci lagi maha tinggi] di dalam bantuan –dari keutamaanNya– untuk menuntaskan ringkasan ini, dan [harapan pula hanya kepada Alloh, untuk mendafatkan taufiq pada kebenaran], ia merupakan lawan dari salah. [SesungguhNya] Ta’ala [atas segala sesuatu yang dikehendakiNya[15]] yakni diinginkannya [Maha Mampu] yakni Maha Sanggup [dan Dia kepada para hambanya Maha Lembut lagi Maha Mengetahui] keadaan para hambanya. Yang pertama diambil dari firmanNya Ta’ala “Alloh Maha Lembut kepada para hambanya” (QS. Asy Syuro : 19), yang kedua diambil dari firmanNya Ta’ala “Dan Dia Maha Bijaksana lgi Maha Mengetahui” (QS. Al An’am : 18), al lathif dan al Khobir merupakan dua nama diantara nama-nama Alloh Ta’ala. Makna yang pertama ‘al lathif’ yang mengetahui segala sesuatu secara detil dan permasalahan-permasalahannya, ia kadang dimutlakan pula pada makna Maha lembut kepada mereka, maka Alloh Maha Mengetahui tentang para hambanya dan tempat-tempat kebutuhan/kehendak/keinginan mereka lagi Maha lembut kepada mereka. Makna yang kedua memiliki kedekatan makna dengan yang pertama, dikatakan : khobartu asysyaia akhbarohu fa anaa bihi khobiirun, yakni mengetahui.
***
[1]
Syaikh merupakan masdar dari syaa-kho, dikatakan syaa-ko – yasyii-ku –
syaikhon, ia secara bahasa orang yang telah melewati usia empat puluh
tahun. Manusia selama berada di perut ibunya dinamakan janin, karena tersembunyi dan terhalanginya, setelah dilahirkan disebut athiflu, dzuriyyah, dan shobiy. Setelah baligh disebut syaab dan fataa. Setelah usia tigapuluh tahun disebut kahul. Setelah empat puluh tahun jika laki-laki disebut syaikh, dan bila perempuan disebut syaikhoh.
Adapun secara istilah adalah orang yang telah mencapai kedudukan
oranr-orang yang memiliki keutamaan, walaupun masih anak-anak. (Lihat
Hasyiyah Baajuuriy Qosim, Daaru Ihya al Kutub al ‘Arobiyyah, h. 3).
[2] Secara bahasa al muttaba’ (yang diikuti), adapun secara istilah orang yang sah untuk dijadikan contoh. (ibid).
[3] Maknanya yang memiliki banyak ilmu. (ibid).
[4] Beliau wafat pada tahun 918 H.
[5] Qodiy Abu Suja lahir pada tahun 434 H (1041 M), dan wafat tahun 592 H (1197 M) semoga Alloh merahmati dan meninggikan derajatnya, Amin
[6] Penulis rohimahulloh memulai risalahnya dengan bismillah karena :
Hukum Membaca Bismillah.
Ia terbagi pada hukum yang lima :
- Mengikuti kitab Alloh Ta’ala, ia merupakan ayat pertama dari surat al Fatihah, bagian dari surat an Naml dan merupakan ayat mustaqillah dari surat-surat yang lainnya; yakni sebagai pemisah diantara surat, kecuali antara surat al Anfal dan surat Al Baroah.
- Mengikuti sunnah Rosululloh sholallohu ‘alaihi wa sallam, sebagimana dalam sahih al Bukhori hadits dari Abi Sufyan tentang surat baginda sholallohu ‘alaihi wa sallam kepada pemdesar negeri Romwai, demikian pula hadits Miswar tentang perjanjian Hudaibiyah.
- Mengikuti kebiasaan para Imam dalam menulis kitab dan risalah, demikian diungkapkan Ibnu Hajar Al Asqolaniy dalam Fathul Bari Syarh Sahih Al Bukhori[6].
Hukum Membaca Bismillah.
Ia terbagi pada hukum yang lima :
- Sunnah dalam segala urusan yang memiliki nilai penting, kita tidak menyandarkannya pada hadits di atas, namun sebagai bentuk ikutan pada perbuatan Rosul dan kebiasaan para ulama; pewaris para nabi. Dan yang pertama menulis kalimat bismillahirrohmanirrohim secara lengkap pada permulaan risalah/surat nabi Sulaiman ‘alaihissalam.
- Haram tatkala akan mengerjakan sesuatu yang haram secara dzatnya, seperti tatkala akan minum khomr/minuman memabukan, zina dan lain sebagainya. Bahkan dikhawatirkan riddahnya karena ada bentuk pelecehan pada kalimat bissmillah itu sendiri.
- Makruh tatkala akan mengerjakan yang makruh secara dzatnya, seperti tatkala mau merokok bagi yang berpendapat makruhnya. Atau tatkala akan melihat kemaluan istrinya menurut madzhab; namun pendapat ini lemah, akan datang penjelasannya pada Kitab Nikah insya Alloh.
- Wajib ketika sedang sholat, karena ia bagian dari surat al Fatihah.
- Mubah ketika akan mengerjakan sesuatu yang tidak memiliki nilai penting, seperti ketika akan memindahkan barang dan yang lain-lainnya.
[7] Lafadz الله merupakan a’rofu lma’arif ‘alal ithlaq, yakni
nama yang paling diketahui disemua tempat dan waktu; sehingga ketika
disebutkan nama الله maka pikiran-pun mengerti tentang siapakah Dia;
Dia-lah Alloh Rabb semesta Alam; Pencipta, Pengatur Alam Semesta,
Pemberi Rizki; Serta Dia-lah yang berhaq di sembah. Dikatakan pula
lafadz الله merupakan ismun ‘a-dzom, karena ia merupakan nama
yang paling banyak disebutkan di dalam al Qur’an, atau karena setiap
nama yang datang setelahnya merupakan sifat baginya.
[8]
Sebagaimana telah diketahui oleh para pencari ilmu, tatkala kita
beriman kepada Alloh maka kita menetapkan adanya Alloh Ta’ala, maka
ketahuilah bahwa adanya Alloh Ta’ala wajibul wujud li dzatihi, yakni tidak didahului dengan ketiadaan dan tidak diakhiri dengan ketiadaan I. Dia Y merupakan wajibul wujud lidzatihi [ini bab khobar],
berbeda dengan makhluk, karena adanya makhluk bukan-lah sesuatu yang
wajib dan bukan pula sesuatu yang terlarang; Karena, andaikan saja
adanya makhluk itu merupakan sesuatu yang wajib maka tidak akan
didahului dengan ketiadaan, ketiadaan yang mendahului adanya makhluk
merupakan petunjuk bahwa keberadaannya itu bukanlah sesuatu yang wajib,
bahkan merupakan sesuatu yang jaiz (boleh), (dan) bukan pula sesuatu yang terlarang; Karena Alloh telah menciptakan dan mengadakannya. Maka sesuatu yang mumtani’ (terlarang) tidak dijadikan\diciptakan, maka ini menunjukan bahwa adanya makhluk merupakan wujudun jaizun (adanya
itu merupakan sesuatu yang boleh), ketiadaan telah mendahuluinya,
ketiadaan akan menjumpainya, kelemahan dan kekurangan akan menyertainya.
[9] Imam Ibnul Qoyyim rohimahulloh berpendapat bahwa [الرحمن] menunjukkan atas sifat yang ada pada Dzat U. Adapun [الرحيم] adalah menunjukkan pada keterkaitannya dengan yang dirahmati; Oleh karenanya tidaklah terdapat di dalam Al-Qur’an nama Ar-rohman dalam kedaan muta’adi;
Alloh U berfirman : (( وكان الله بالمؤمنين رحيما )) [Al Ahzab : 43].
Dan tidaklah dikatakan “ رحمانا ”. Inilah sebaik-baik pendapat yang
dikatakan dalam masalah perbedaan antara keduanya.
[10] ( ال ) “Alif dan lam” dalam kata الحمد adalah lil-istighroq. Selain itu ada juga yang berpendapat bahwa ال tersebut liljinsi,
maknanya : Bahwa seluruh (jenis) pujian yang sempurna adalah bagi
Alloh; Jika demikian, maka mengandung konsekwensi tetapnya segala yang
dipuji dari sifat-sifat yang sempurna nan Maha Indah bagi Alloh U.
Dimanakah Alloh dipuji ?. Imam As Syanqhity rohimahulloh ketika menafsirkan surat Al Fatihah berkata : “Dalam hamd (pujian) di sini tidak disebutkan dzorof zaman atau pun dzorof makan. Telah disebutkan dalam surat Ar Rum bahwa dzhorof makan-nya adalah langit dan bumi : “Baginyalah pujian di langit dan di bumi”; Disebutkan pula dalam surat Al Qhosos bahwa dzhorof-nya adalah dzhorof zaman, yakni di dunia dan di akhirat, Dia U berfirman : “Dan Dia-lah Alloh yang tidak ada sesembahan yang haq kecuali Dia, bagi-Nya lah pujian di dunia dan di akhirat.
Ragam pujian terkumpul dalam lima simpul :
Perbedaan Antara hamad (pujian) dan tsana (sanjungan). Sebagian para ulama tidak membedakan antara hamd dengan tsana. Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rohimahulloh berkata : “Al-hamdu adalah mensifati yang dipuji dengan kesempurnaan dibarengi dengan kecintaan dan pengagungan, jika sifat kesempurnaan itu diulang maka menjadi tsana (sanjungan).
Dimanakah Alloh dipuji ?. Imam As Syanqhity rohimahulloh ketika menafsirkan surat Al Fatihah berkata : “Dalam hamd (pujian) di sini tidak disebutkan dzorof zaman atau pun dzorof makan. Telah disebutkan dalam surat Ar Rum bahwa dzhorof makan-nya adalah langit dan bumi : “Baginyalah pujian di langit dan di bumi”; Disebutkan pula dalam surat Al Qhosos bahwa dzhorof-nya adalah dzhorof zaman, yakni di dunia dan di akhirat, Dia U berfirman : “Dan Dia-lah Alloh yang tidak ada sesembahan yang haq kecuali Dia, bagi-Nya lah pujian di dunia dan di akhirat.
Ragam pujian terkumpul dalam lima simpul :
- Alloh jalla wa ‘ala terpuji dalam kemandirian dalam rububiyahNya yang tiada sekutu baginya; dan terpuji pula dalam jejak-jejak rububiyahNya pada seluruh makhluknya.
- Alloh jalla wa ‘ala terpuji dalam uluhiyyahNya (hak-hak ketuhanan) dari seluruh makhlukNya; Dan Alloh-lah satu-satunya yang berhak untuk disembah, tanpa sekutu di dalamya.
- Alloh jalla wa ‘ala terpuji dikarenakan nama-namaNya yang indah dan sifat-sifatNya yang tinggi.
- Alloh jalla wa ‘ala dipuji karena syari’at, perintah dan larangan-Nya.
- Alloh jalla wa ‘ala terpuji dalam ketentuan-ketentuan dan taqdir-Nya serta semua hal yang bejalan dalam sunnah kauniyahnya (hukum alam –pen).
Perbedaan Antara hamad (pujian) dan tsana (sanjungan). Sebagian para ulama tidak membedakan antara hamd dengan tsana. Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rohimahulloh berkata : “Al-hamdu adalah mensifati yang dipuji dengan kesempurnaan dibarengi dengan kecintaan dan pengagungan, jika sifat kesempurnaan itu diulang maka menjadi tsana (sanjungan).
[11] (عالم) ‘aalam’, ia merupakan isim jenis, ia bisa jadi mustaq dari ‘alamah atau dari kata ‘ilmu. Keduanya merupakan makna yang bisa diterima, sebagimana diungkapkan oleh al Baghowi rohimahulloh dalam kitab tafsirnya. Jika di ambil dari yang pertama maka dikatakan : ‘Alam merupakan ‘alamah
(tanda) adanya Alloh Ta’ala. Jika di ambil dari yang kedua (‘ilmu) maka
dikatakan : Dengan adanya alam manusia menjadi tahu adanya Alloh subhanahu wa Ta’ala, atau : «Alloh tidak menciptakan ‘alam kecuali dilandasi ilmu yang sempurna». Kedua makna ini sahih/benar.
[12] Bila dengan hamzah maka yang dimaksud (النبيء) maka ia diambil dari (النبأ) an-naba yang berarti al khobar ‘berita ; Karena nabi dikabari dan mengabarkan, dikabari dari sisi Alloh dan mengabarkan kepada makhluk. Bila tanpa hamzah
maksudnya (النبي), ia diambil dari (النبوة) yang bermakna (الإرتفاع) al
irtifa’, karena nabi memiliki kedudukan yang tinggi. Jadi kedua makna
ini bisa dipakai. Allohu ‘alam.
[13] Yakni penegas dari kata Muhammad.
[14]
Setiap orang yang pernah berkumpul dengan nabi Sholallohu ‘alaihi wa
sallam dalam keadaan beriman dan meninggal dalam keadaan seperti itu,
walaupun pernah diselangi dengan riddah.
[15] Perkataan penulis rohimahulloh : Sesungguhnya Dia (Alloh Ta’ala) atas setiap yang dikehendakiNya Maha Mampu. Alangkah baiknya jika penulis mengatakan : « Sesungguhnya Alloh Maha Mampu Atas Segala Sesuatu » karena bebrapa alasan :
- Perkataan : « Sesungguhnya Alloh Maha Mampu Atas Segala Sesuatu » merupakan kalimat yang Alloh sebutkan di dalam al Qur’an, misal lihat surat ath Tholaq : 21.
- Perkataan seperti ini merupakan perkataan yang terkenal dan dipopulerkan oleh kelompok yang menyimpang. Sedangkan kewajiban kita menyelisihi penyimpangan mereka.
- Perkataan seperti ini mengandung konsekwensi bathil, yaitu menetapkan bahwa Alloh hanya mampu mengerjakan yang Dia kehendaki, adapun yang tidak dikehendakiNya maka Alloh tidak mampu mengerjakannya. Padahal di dalam ayat Al Qur’an Alloh Ta’ala mengaitkan Maha Mampunya kepada sesuatu yang dikehendaki dan kepada yang tidak dikehendaki terjadinya, silahkan lihat surat Al An’am ayat 65). Perincian masalah ini silahkan merujuk pada penjelasan para ulama salaf dalam kitab-kitab aqidah.https;//www,fathul qorib
khubul waton
Syiir Cinta Tanah Air “Hubbul Wathon” (KH. Abdul Wahab Chasbullah)

Syiir Cinta Tanah Air “Hubbul Wathon”
Oleh: KH. Abdul Wahab Chasbullah
Ya ahlal wathon ya ahlalwathon
Hubbul wathon minal iman
Wahai anak bangsa wahai anak bangsa
Cinta tanah air itu bagian dari iman
Hubbul wathon ya ahlal wathon
Wa la takun ahlal hirman
Cinta tanah air wahai anak bangsa
Dan janganlah kalian menjadi orang yang tertinggal
Innal kamala bil a'mali
Wa laisa dzalika bil aqwaali
Sesungguhnya kesempurnaan (Cinta tanah air) itu diringi perbuatan
tidak hanya sekadar ucapan
Fa'mal tanal ma fil amal
Wa la takun mahdhol qawal
Berbuatlah, akan kau dapatkan semua angan-angan
Dan jangan hanya bisa berucap belaka
Dunyakumu ma lil maqorr
Wa innama hiy lil mamarr
Duniamu hanyalah tempat untuk lewat
Bukan tempat untuk menetap
Fa'mal bimal maula amar
Wala takun baqorozzimar
Maka amalkan apapun perintah Tuhan
Dan jangan jadi sapi para peniup seruling
Lam ta'lamuu man dawwaruu
Lam ta'qilu maa ghoyyaru
Kamu tidak tahu siapa yang mengendalikan
Kamu juga tidak mengerti apa saja yang mereka ubah
Aiyna intihau ma sayyaru
Kaifa intihau ma shoyyaru
Tak tahu dimana perjalanan mereka akan terhenti
(Juga) Tak jelas bagaimana semuanya ini akan mereka akhiri
Am humu fihi saaqokum
Ilal madzabihi dzabhakum
Tak tahu, apakah mereka sedang menggiringmu
ke tempat jagal untuk menyembelihmu
Am i'taqoukum uqbaakum
Am yudiymuu a'baakum
Ataukah mereka membebaskan leher kalian
Atau malah melanggengkan beban kalian
Ya ahlal uqul assalimah
Wa alaal qulubi al a'zimah
Wahai yang memiliki akal waras
Wahai yang memiliki hati kokoh
Kuunu bi himmah a'liyah
Wa la takun kassaimah
Tetaplah kalian dengan spirit menggelora
Dan jangan menjadi laksana hewan piaraan
Diterjemah dan dibahasakan oleh:
Habib Abubakar Assegaf, Pasuruan.
Sumber naskah:
- Museum NU Surabaya.
- http://www.nu.or.id/a,public-m,dinamic-s,detail-ids,48-id,46499-lang,id-c,puisi-t,Syair+Cinta+Tanah+Air+KH+Wahab+Chasbullah-.phpx
birul walidain
Ancaman Bagi Yang Lalai Dari Birrul Walidain
Nabi Shallallahu'alaihi Wasallam bersabda: "Barangsiapa yang mendapati kedua orang tuanya masih hidup atau salah satunya, lalu setelah itu ketika wafat ia masuk neraka, maka Allah akan masukan ia lebih dalam lagi ke dalam neraka"
20
12907
8






Dicatat oleh Imam Ahmad dalam Musnad-nya (4/344),
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ
جَعْفَرٍ ، حَدَّثَنَا شُعْبَةُ ، قَالَ : سَمِعْتُ قَتَادَةَ يُحَدِّثُ ،
عَنْ زُرَارَةَ بْنِ أَوْفَى ، عَنْ أُبَيِّ بْنِ مَالِكٍ ، عَنِ
النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ : ” مَنْ
أَدْرَكَ وَالِدَيْهِ أَوْ أَحَدَهُمَا ، ثُمَّ دَخَلَ النَّارَ مِنْ
بَعْدِ ذَلِكَ ، فَأَبْعَدَهُ اللَّهُ وَأَسْحَقَهُ “
Muhammad bin Ja’far menuturkan kepadaku, Syu’bah menuturkan kepadaku,
ia berkata, Qatadah menyampaikan hadits dari Zurarah bin Aufa, dari Abu
Ibni Malik dari Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bahwa beliau bersabda:“Barangsiapa yang mendapati kedua orang tuanya masih hidup atau salah satunya, lalu setelah itu ternyata ia masuk neraka, maka Allah akan masukan ia lebih dalam lagi ke dalam neraka”
Derajat hadits
Sanad hadits ini shahih, semua perawinya tsiqah. Dan semuanya merupakan perawi Shahihain kecuali Abu Ibni Malik, namun beliau adalah seorang shahabat Nabi, dan sahabat Nabi itu semuanya adil. Abu Hatim Ar Razi berkata tentang beliau: “lahu shahbah“. Syaikh Al Albani mengatakan: “ia seorang sahabat Nabi, termasuk penduduk Bashrah”. Para ulama memang memperselisihkan nama beliau, dalam sebagian riwayat disebut namanya Abu Ibni Malik, dalam sebagian riwayat lain disebut namanya Malik, atau Ibnu Malik atau Abu Malik (diringkas dari Silsilah Ahadits Shahihah, 2/42-43).Faidah Hadits
- Birrul walidain atau berbakti kepada orang tua hukumnya
wajib. Karena jika ditinggalkan Allah mengancam pelakunya dengan ancaman
yang keras, yaitu dimasukan ke neraka yang lebih dalam lagi. Selain itu
banyak sekali dalil yang memerintahkan untuk birrul walidain, Allah Ta’ala berfirman:
وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya” (QS. Al Isra: 23)
- Oleh karena itu bagi seorang muslim, berbuat baik dan berbakti kepada orang tua bukan sekedar memenuhi tuntunan norma susila dan norma kesopanan, namun juga memenuhi norma agama, atau dengan kata lain dalam rangka menaati perintah Allah Ta’ala dan Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam
- Hadits di atas, semakna dengan hadits riwayat Muslim, Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
رغمَ أنفُ ، ثم رغم أنفُ ، ثم رغم أنفُ قيل : من ؟ يا رسولَ اللهِ ! قال : من أدرك أبويه عند الكبرِ ، أحدَّهما أو كليهما فلم يَدْخلِ الجنةَ“Kehinaan, kehinaan, kehinaan“. Para sahabat bertanya: “siapa wahai Rasulullah?”. Nabi menjawab: “Orang yang mendapati kedua orang tuanya masih hidup ketika mereka sudah tua, baik salah satuya atau keduanya, namun orang tadi tidak masuk surga” (HR. Muslim 2551)
- An Nawawi menjelaskan hadits Muslim ini: “Para ahli bahasa mengatakan bahwa raghima anfun maknanya kehinaan dan kenistaan, kemurkaan baginya dan ia pantas dipermalukan, yaitu dengan huruf ghain di fathah atau di-kasrah, huruf ra di-dhammah atau di-fathah atau di-kasrah. Kata ini makna aslinya: ‘dilempar hidungnya dengan righam’. Righam adalah pasir yang bercampur dengan kerikil. Sebagian ahli bahasa juga mengatakan bahwa ar ragham adalah segala sesuatu yang mengganggu jika mengenai hidung. Dalam hadits ini adalah anjuran untuk birrul walidain (berbakti kepada orang tua), dan penjelasan tentang betapa besar pahalanya. Artinya, berbakti kepada kedua orang tua ketika mereka sudah tua, dalam bentuk khidmah (bantuan fisik), atau nafkah, atau dalam bentuk lain, merupakan sebab untuk masuk surga. Barangsiapa yang lalai terhadap hal ini maka ia melewatkan kesempatan masuk surga dan ia juga mendapat kehinaan di sisi Allah” (Syarh Shahih Muslim, 1/85).
- Hadits ini juga menunjukkan bahwa berbakti kepada orang tua adalah
ladang pahala yang besar dan pintu masuk surga. Bahkan ada pintu di
surga bagi orang-orang yang berbakti kepada orang tua. Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
الوالِدُ أوسطُ أبوابِ الجنَّةِ، فإنَّ شئتَ فأضِع ذلك البابَ أو احفَظْه“Kedua orang tua itu adalah pintu surga yang paling tengah. Jika kalian mau memasukinya maka jagalah orang tua kalian. Jika kalian enggan memasukinya, silakan sia-siakan orang tua kalian” (HR. Tirmidzi, ia berkata: “hadits ini shahih”).
- Bentuk durhaka kepada orang tua itu tidak mesti berupa perbuatan jahat, kasar atau kejam kepada orang tua, namun menyia-nyiakan mereka dan tidak berbakti kepada mereka juga merupakan bentuk durhaka kepada orang tua.
- Bisa mendapati kedua orang tua kita dalam keadaan hidup sampai mereka tua adalah sebuah kenikmatan besarhttps;//www.birul walidain muslim.com
terjemahh fathul mu'in
114. TERJEMAH KITAB FATHUL MU'IN: BAB. MAQADIMAH
بسم الله الرحمن الرحيم
ﺍﻟﺤﻤﺪ ﻟﻠﻪ ﺍﻟﻔﺘﺎﺡ ﺍﻟﺠﻮﺍﺩ، ﺍﻟﻤﻌﻴﻦ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﺘﻔﻘﻪ ﻓﻲ ﺍﻟﺪﻳﻦ ﻣﻦ ﺍﺧﺘﺎﺭﻩ ﻣﻦ ﺍﻟﻌﺒﺎﺩ، ﻭﺃﺷﻬﺪ ﺃﻥ ﻻ ﺇﻟﻪ ﺍﻟﻠﻪ، ﺷﻬﺎﺩﺓ ﺗﺪﺧﻠﻨﺎ ﺩﺍﺭ ﺍﻟﺨﻠﻮﺩ، ﻭﺃﺷﻬﺪ ﺃﻥ ﺳﻴﺪﻧﺎ ﻣﺤﻤﺪﺍ ﻭﺭﺳﻮﻟﻪ، ﺻﺎﺣﺐ ﺍﻟﻤﻘﺎﻡ ﺍﻟﻤﺤﻤﻮﺩ، ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﻋﻠﻰ ﺁﻟﻪ ﻭﺃﺻﺤﺎﺑﻪ ﺍﻻﻣﺠﺎﺩ ﺻﻼﺓ ﻭﺳﻼﻣﺎ ﺃﻓﻮﺯ ﺑﻬﻤﺎ ﻳﻮﻡ ﺍﻟﻤﻌﺎﺩ.
--------
Segala puji bagi Allah SWT yang maha pembuka dan maha pemberi lagi maha penolong untuk pemahaman agama bagi orang yang dipilihnya dari sebahagian hamba- hambanya yang shalih. Aku bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dengan kesaksian yg memasukan kami kepada negri yang kekal abadi. Dan aku berrsaksi bahwa pemimpin kami yaitu Nabi Muhammad SAW adalah rasulnya sebagai pemilik maqam yang terpuji. Semoga Allah SWT senantiasa mencurahkan rahmat dan salam kepada keharibaan nya dan atas keluarga serta para shahabatnya yang mulia. Dengan rahmat dan salam, semoga aku berbahagia karena pahala kedua kalimat tersebutnya pada hari akhirat kelak
=======================
ﻭﺑﻌﺪ ﻓﻬﺬﺍ ﺷﺮﺡ ﻣﻔﻴﺪ ﻋﻠﻰ ﻛﺘﺎبي ﺍﻟﻤﺴﻤﻰ ﺑﻘﺮﺓ ﺍﻟﻌﻴﻦ ﺑﻤﻬﻤﺎﺕ ﺍﻟﺪﻳﻦ، ﻳﺒﻴﻦ ﺍﻟﻤﺮﺍﺩ ﻭﻳﺘﻤﻢ ﺍﻟﻤﻔﺎﺩ، ﻭﻳﺤﺼﻞ ﺍﻟﻤﻘﺎﺻﺪ ﻭﻳﺒﺮﺯ ﺍﻟﻔﻮﺍﺋﺪ. ﻭﺳﻤﻴﺘﻪ: ﺑﻔﺘﺢ ﺑﺸﺮﺡ ﻗﺮﺓ ﺍﻟﻌﻴﻦ ﺑﻤﻬﻤﺎﺕ ﺍﻟﺪﻳﻦ. ﻭﺃﻧﺎ ﺃﺳﺄﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺍﻟﻜﺮﻳﻢ ﺍﻟﻤﻨﺎﻥ ﺃﻥ ﻳﻌﻢ ﺍﻻﻧﺘﻔﺎﻉ ﺑﻪ ﻟﻠﺨﺎﺻﺔ ﻭﺍﻟﻌﺎﻣﺔ ﻣﻦ ﺍﻻﺧﻮﺍﻥ، ﻭﺃﻥ ﻳﺴﻜﻨﻨﻲ ﺑﻪ ﺍﻟﻔﺮﻭﺩﺱ ﻓﻲ ﺩﺍﺭ ﺍﻻﻣﺎﻣﺎﻥ، ﺇﻧﻪ ﺃﻛﺮﻡ ﻛﺮﻳﻢ ﻭﺃﺭﺣﻢ ﺭﺣﻴﻢ .
--------
Adapun selanjutnya, kitab ini adalah sebuah syarah yang berfaedah yang tertuang dari sebuah kitab karanganku yang bernama "Qurratul-'ain bimuhimatid-diin" (padangan mata bersama dengan perihal penting dalam agama). yang meng-explain tentang intents and purposes agama, dan menyempurnakan avail (faedah) yang memberikan neraca pada tiap tujuan, serta mencerahkan warna kemanfaatan sebuah faedah. Yang aku namai dengan nama "Qurratul-'ain bimuhimatid-diin". Aku memohon kepada Allah SWT yang maha mulia lagi maha pemberi nikmat, semoga kitab ini bermanfaat secara universal, baik untuk orang yang khusus maupun orang yang awam dari kalangan saudara- saudara kami. Dan semoga Allah SWT menempatkanku kedalam surga firdaus dengan wasilah kitab ini, yaitu dinegeri yang penuh dengan kenyamanan. Sesungguhnya dia (Allah) adalah zat yang maha belas kasihan.
=====================
ﺑﺴﻢ ﺍﻟﻠﻪ ﺍﻟﺮﺣﻤﻦ ﺍﻟﺮﺣﻴﻢ ﺃﻭﻟﻒ: ﻭﺍﻻﺳﻢ ﻣﺸﺘﻖ ﻣﻦ ﺍﻟﺴﻤﻮ ﻭﻫﻮ ﺍﻟﻌﻠﻮ، ﻻ ﻣﻦ ﺍﻟﻮﺳﻢ ﻭﻫﻮ ﺍﻟﻌﻼﻣﺔ ﻭﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻢ ﻟﻠﺬﺍﺕ ﺍﻟﻮﺍﺟﺐ ﺍﻟﻮﺟﻮﺩ، ﻭﻫﻮ ﺍﺳﻢ ﺟﻨﺲ ﻟﻜﻞ ﻣﻌﺒﻮﺩ، ﺛﻢ ﻋﺮﻑ ﺑﺄﻝ ﻭﺣﺬﻓﺖ ﺍﻟﻬﻤﺰﺓ، ﺛﻢ ﺍﺳﺘﻌﻤﻞ ﻓﻲ ﺍﻟﻤﻌﺒﻮﺩ ﺑﺤﻖ، ﻭﻫﻮ ﺍﻻﺳﻢ ﺍﻻﻋﻈﻢ ﻋﻨﺪ ﺍﻻﻛﺜﺮ، ﻭﻟﻢ ﻳﺴﻢ ﺑﻪ ﻏﻴﺮﻩ ﻭﻟﻮ ﺗﻌﻨﺘﺎ. ﻭﺍﻟﺮﺣﻤﻦ ﺍﻟﺮﺣﻴﻢ ﺻﻔﺘﺎﻥ ﺑﻨﻴﺘﺎ ﻟﻠﻤﺒﺎﻟﻐﺔ ﻣﻦ ﺭﺣﻢ، ﻭﺍﻟﺮﺣﻤﻦ ﺃﺑﻠﻎ ﻣﻦ ﺍﻟﺮﺣﻴﻢ، ﻷﻥ ﺯﻳﺎﺩﺓ ﺍﻟﺒﻨﺎﺀ ﺗﺪﻝ ﻋﻠﻰ ﺯﻳﺎﺩﺓ ﺍﻟﻤﻌﻨﻰ، ﻭﻟﻘﻮﻟﻬﻢ: ﺭﺣﻤﻦ ﺍﻟﺪﻧﻴﺎ ﻭﺍﻻﺧﺮﺓ، ﻭﺭﺣﻴﻢ ﺍﻻﺧﺮﺓ:
--------
Bismillahirrahmanirrahiim, Aku menyusun kitab ini dengan nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang. lapadz (ﺍﻻﺳﻢ) dibentuk dari kata (ﺍﻟﺴﻤﻮ) yang berarti tinggi, bukan di ambil dari kata (ﺍﻟﻮﺳﻢ) yang berarti tanda atau alamat. Sedangkan lapaz (ﺍﻟﻠﻪ) adalah sebangsa Alam (nama) bagi zat yang wajib wujud, yaitu isim jinis bagi tiap-tiap yang disembah. kemudian di ma'rifatkan dengan alif-lam lalu dibuang hamzahnya, kemudian digunakan pada sesuatu yang disembah. lapazd (ﺍﻟﻠﻪ) adalah sebuah nama yang agung menurut mayoritas. dan tidak boleh dinamai dengan nama tersebut selain Allah, sekalipun ia adalah orang yang durhaka. Lapadz (ﺍﻟﺮﺣﻤﻦ ﺍﻟﺮﺣﻴﻢ) adalah dua sifat yang di bentuk sebagai mubalaghah dari asal (ﺭﺣﻢ). lapadz (ﺍﻟﺮﺣﻤﻦ) maknanya lebih unggul dari lapaz (ﺍﻟﺮﺣﻴﻢ), sebab bertambahnya bentuk menunjukan bertambahnya makna. karena ada sebuah ucapan para ulama : "ﺭﺣﻤﻦ ﺍﻟﺪﻧﻴﺎ ﻭﺍﻻﺧﺮﺓ، ﻭﺭﺣﻴﻢ ﺍﻻﺧﺮﺓ " (Makna Ar-rahman : Allah maha pengasih didunia dan akhirat, dan makna Ar-rahim: Allah maha pengasih diakherat)
========================
ﺍﻟﺤﻤﺪ ﺍﻟﻠﻪ ﺍﻟﺬﻯ ﻫﺪﺍﻧﺎ ﺃﻱ ﺩﻟﻨﺎ ﻟﻬﺬﺍ ﺍﻟﺘﺄﻟﻴﻒ ﻭﻣﺎ ﻛﻨﺎ ﻟﻨﻬﺘﺪﻱ ﻟﻮﻻﺃﻥ ﻫﺪﺍﻧﺎ ﺍﻟﻠﻪ ﺇﻟﻴﻪ ﻭﺍﻟﺤﻤﺪ ﻫﻮ ﺍﻟﻮﺻﻒ ﺑﺎﻟﺠﻤﻴﻞ ﻭﺍﻟﺼﻼﺓ ﻭﻫﻲ ﻣﻦ ﺍﻟﻠﻪ ﺍﻟﺮﺣﻤﺔ ﺍﻟﻤﻘﺮﻭﻧﺔ ﺑﺎﻟﺘﻌﻈﻴﻢ ﻭﺍﻟﺴﻼﻡ ﺃﻱ ﺍﻟﺘﺴﻠﻴﻢ ﻣﻦ ﻛﻞ ﺁﻓﺔ ﻭﻧﻘﺾ )ﻋﻠﻰ ﺳﻴﺪﻧﺎ ﻣﺤﻤﺪ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ( ﻟﻜﺎﻓﺔ ﺍﻟﺜﻘﻠﻴﻦ، ﺍﻟﺠﻦ ﻭﺍﻻﻧﺲ ﺇﺟﻤﺎﻋﺎ - ﻭﻛﺬﺍ ﺍﻟﻤﻼﺋﻜﺔ، ﻋﻠﻰ ﻣﺎ ﻗﺎﻟﻪ ﺟﻤﻊ ﻣﺤﻘﻘﻮﻥ. ﻭﻣﺤﻤﺪ، ﻋﻠﻢ ﻣﻨﻘﻮﻝ ﻣﻦ ﺍﺳﻢ ﺍﻟﻤﻔﻌﻮﻝ ﺍﻟﻤﻀﻌﻒ ﻣﻮﺿﻮﻉ ﻟﻤﻦ ﻛﺜﺮﺕ ﺧﺼﺎﻟﻪ ﺍﻟﺤﻤﻴﺪﺓ، ﺳﻤﻰ ﺑﻪ ﻧﺒﻴﻨﺎ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺍﻟﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﺑﺈﻟﻬﺎﻡ ﻣﻦ ﺍﻟﻠﻪ ﻟﺠﺪﻩ. ﻭﺍﻟﺮﺳﻮﻝ ﻣﻦ ﺍﻟﺒﺸﺮ ﺫﻛﺮ ﺣﺮ، ﺃﻭﺣﻰ ﺇﻟﻴﻪ ﺑﺸﺮﻉ ﻭﺃﻣﺮ ﺑﺘﺒﻠﻴﻐﻪ، ﻭﺇﻥ ﻟﻢ ﻳﻜﻦ ﻟﻪ ﻛﺘﺎﺏ ﻭﻻ ﻧﺴﺦ ﻛﻴﻮﺷﻊ ﻋﻠﻴﻪ ﺍﻟﺴﻼﻡ، ﻓﺈﻥ ﻟﻢ ﻳﺆﻣﺮ ﺑﺎﻟﺘﺒﻠﻴﻎ ﻓﻨﺒﻲ. ﻭﺍﻟﺮﺳﻮﻝ ﺃﻓﻀﻞ ﻣﻦ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺇﺟﻤﺎﻋﺎ. ﻭﺻﺢ ﺧﺒﺮ ﺃﻥ ﻋﺪﺩ ﺍﻻﻧﺒﻴﺎﺀ ﻋﻠﻴﻬﻢ ﺍﻟﺼﻼﺓ ﻭﺍﻟﺴﻼﻡ ﻣﺎﺋﺔ ﺃﻟﻒ ﻭﺃﺭﺑﻌﺔ ﻭﻋﺸﺮﻭﻥ ﺃﻟﻔﺎ، ﻭﺃﻥ ﻋﺪﺩ ﺍﻟﺮﺳﻞ ﺛﻠﺜﻤﺎﺋﺔ ﻭﺧﻤﺴﺔ ﻋﺸﺮ. ﻭﻋﻠﻰ ﺁﻟﻪ ﺃﻱ ﺃﻗﺎﺭﺑﻪ ﺍﻟﻤﺆﻣﻨﻴﻦ ﻣﻦ ﺑﻨﻲ ﻫﺎﺷﻢ ﻭﺍﻟﻤﻄﻠﺐ. ﻭﻗﻴﻞ ﻫﻢ ﻛﻞ ﻣﺆﻣﻦ، ﺃﻱ ﻓﻲ ﻣﻘﺎﻡ ﺍﻟﺪﻋﺎﺀ ﻭﻧﺤﻮ، ﻭﺍﺧﺘﻴﺮ ﻟﺨﺒﺮ ﺿﻌﻴﻒ ﻓﻴﻪ، ﻭﺟﺰﻡ ﺑﻪ ﺍﻟﻨﻮﻭﻱ ﻓﻲ ﺷﺮﺡ ﻣﺴﻠﻢ. ﻭﺻﺤﺒﻪ ﻭﻫﻮ ﺍﺳﻢ ﺟﻤﻊ ﻟﺼﺎﺣﺐ ﺑﻤﻌﻨﻰ ﺍﻟﺼﺤﺎﺑﻲ، ﻭﻫﻮ ﻣﻦ ﺍﺟﺘﻤﻊ ﻣﺆﻣﻨﺎﺕ ﺑﻨﺒﻴﻨﺎ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺍﻟﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻭﻟﻮ ﺃﻋﻤﻰ ﻭﻏﻴﺮ ﻣﻤﻴﺰ. ﺍﻟﻔﺎﺋﺰﻳﻦ ﺑﺮﺿﺎ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ، ﺻﻔﺔ ﻟﻤﻦ ﺫﻛﺮ
-------
Segala puji bagi Allah yang telah memberikan hidayahnya kepada kita, yaitu didalam penyusunan kitab ini. maka tiadalah kita akan mendapatkan petunjuknya jika Allah tidak memberikan hidayah-nya.
Lafadz (ﺍﻟﺤﻤﺪ), ber-makna sifat yang indah. Adapun Makna (ﺍﻟﺼﻼﺓ) dari Allah merupakan rahmatnya yang berhubungan dengan pengagungan. sedangkan makna(ﺍﻟﺴﻼﻡ) adalah keselamatan dari setiap kerusakan dan kekurangan.
( ﻋﻠﻰ ﺳﻴﺪﻧﺎ ﻣﺤﻤﺪ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ) Atas pemimpin kami, "Muhammad SAW sebagai rasul-Allah". Baik bagi kalangan jin maupun manusia secara ijma ulama. Begitu juga bagi kalangan malaikat. Ini menurut keterangan ulama muhaqqikun
Lapadz (ﻣﺤﻤﺪ) adalah ( ﻋﻠﻢ ﻣﻨﻘﻮﻝ) (Yaitu, nama yang dipindah) dari isim maful yang mudha'af (yaitu,isim maful yang ain fiilnya ganda) ditempatkan untuk seseorang yang memiliki perkara terpuji. beliau dinamakan demikian, karena datang ilham dari Allah kepada kakeknya.
Rasul itu berasal dari golongan manusia yang berjenis kelamin laki-laki merdeka, yang di wahyukan untuk membawa syareat, dan perintah melakukan tabligh, sekalipun ia tidak membawa kitab suci atau sebuah salinan kitab dari Allah, seperti nabi yusya' AS walaupun ia tidak di perintahkan untuk melaksanakan dakwah. Maka yang demikian itu adalah nabi.
Menurut ijma ulama, bahwa seorang Rasul lebih afdhal dari pada seorang nabi. Dan menurut kaul yang shahih bahwa jumlah bilangan nabi sebanyak 124.000. sedangkan jumlah bilangan rasul sebanyak 315.
( ﻭﻋﻠﻰ ﺁﻟﻪ ) yaitu kerabat-nya kaum mu'minin dari golongan Bani Hasyim dan Bani Muthalib. Ada juga yang mengatakan, "mereka adalah kaum muslimin yang terdapat dalam maqom doa atau seumpamanya." Keterangan ini diseleksi oleh para ulama ahli hadits karena ada hadist dhaif, lalu Imam Nawawi menguatkan hal tersebut didalam kitab syarah muslim. (ﻭﺻﺤﺒﻪ) Lapadz (ﻭﺻﺤﺒﻪ) adalah isim jamak dari (ﺻﺎﺣﺐ) yang bermakna (ﺍﻟﺼﺤﺎﺑﻲ), yaitu, "orang beriman yang berkumpul bersama nabi, walaupun ia buta dan belum aqil baliqh. ( ﺍﻟﻔﺎﺋﺰﻳﻦ ﺑﺮﺿﺎ ﺍﻟﻠﻪ )mereka bahagia dengan ridha Allah yang maha tinggi.Keterangan tadi, adalah shifat bagi orang yang telah di sebutkan
========================
ﻭﺑﻌﺪ( ﺃﻱ ﺑﻌﺪﻣﺎ ﺗﻘﺪﻡ ﻣﻦ ﺍﻟﺒﺴﻤﻠﺔ ﻭﺍﻟﺤﻤﺪﻟﺔ ﻭﺍﻟﺼﻼﺓ ﻭﺍﻟﺴﻼﻡ ﻋﻠﻰ ﻣﻦ ﺫﻛﺮ، )ﻓﻬﺬﺍ( ﺍﻟﻤﺆﻟﻒ ﺍﻟﺤﺎﺿﺮ ﺫﻫﻨﺎ )ﻣﺨﺘﺼﺮ( ﻗﻞ ﻟﻔﻈﻪ ﻭﻛﺜﺮ ﻣﻌﻨﺎﻩ ﻣﻦ ﺍﻻﺧﺘﺼﺎﺭ )ﻓﻲ ﺍﻟﻔﻘﻪ( ﻫﻮ ﻟﻐﺔ: ﺍﻟﻔﻬﻢ. ﻭﺍﺻﻄﻼﺣﺎ: ﺍﻟﻌﻠﻢ ﺑﺎﻻﺣﻜﺎﻡ ﺍﻟﺸﺮﻋﻴﺔ ﺍﻟﻌﻤﻠﻴﺔ ﺍﻟﻤﻜﺘﺴﺐ ﻣﻦ ﺃﺩﻟﺘﻬﺎ ﺍﻟﺘﻔﺼﻴﻠﻴﺔ. ﻭﺍﺳﺘﻤﺪﺍﺩﻩ ﻣﻦ ﺍﻟﻜﺘﺎﺏ ﻭﺍﻟﺴﻨﺔ ﻭﺍﻻﺟﻤﺎﻉ ﻭﺍﻟﻘﻴﺎﺱ. ﻭﻓﺎﺋﺪﺗﻪ ﺍﻣﺘﺜﺎﻝ ﺃﻭﺍﻣﺮ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﻭﺍﺟﺘﻨﺎﺏ ﻧﻮﺍﻫﻴﻪ. )ﻋﻠﻰ ﻣﺬﻫﺐ ﺍﻻﻣﺎﻡ( ﺍﻟﻤﺠﺘﻬﺪ ﺃﺑﻲ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﻠﻪ ﻣﺤﻤﺪ ﺑﻦ ﺇﺩﺭﻳﺲ )ﺍﻟﺸﺎﻓﻌﻲ ﺭﺣﻤﻪ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ( ﻭﺭﺿﻰ ﻋﻨﻪ ﺃﻱ ﻣﺎ ﺫﻫﺐ ﺇﻟﻴﻪ ﻣﻦ ﺍﻻﺣﻜﺎﻡ ﻓﻲ ﺍﻟﻤﺴﺎﺋﻞ. ﺇﺩﺭﻳﺲ ﻭﺍﻟﺪﻩ، ﻫﻮ ﺍﺑﻦ ﻋﺒﺎﺱ ﺑﻦ ﻋﺜﻤﺎﻥ ﺑﻦ ﺷﺎﻓﻊ ﺑﻦ ﺍﻟﺴﺎﺋﺐ ﺑﻦ ﻋﺒﻴﺪ ﺑﻦ ﻋﺒﺪ ﺑﻦ ﻳﺰﻳﺪ ﺑﻦ ﻫﺎﺷﻢ ﺑﻦ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﻤﻄﻠﺐ ﺑﻦ ﻋﺒﺪ ﻣﻨﺎﻑ. ﻭﺷﺎﻓﻊ، ﻭﻫﻮ ﺍﻟﺬﻱ ﻳﻨﺴﺐ ﺇﻟﻴﻪ ﺍﻻﻣﺎﻡ. ﻭﺃﺳﻠﻢ ﻫﻮ ﻭﺃﺑﻮﻩ ﺍﻟﺴﺎﺋﺐ ﻳﻮﻡ ﺑﺪﺭ. ﻭﻭﻟﺪ ﺇﻣﺎﻣﻨﺎ ﺭﺿﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻨﻪ ﺳﻨﺔ ﺧﻤﺴﻴﻦ ﻭﻣﺎﺋﺔ، ﻭﺗﻮﻓﻲ ﻳﻮﻡ ﺍﻟﺠﻤﻌﺔ ﺳﻠﺦ ﺭﺟﺐ ﺳﻨﺔ ﺃﺭﺑﻊ ﻭﻣﺎﺋﺘﻴﻦ. )ﻭﺳﻤﻴﺘﻪ ﺑﻘﺮﺓ ﺍﻟﻌﻴﻦ( ﺑﺒﻴﺎﻥ )ﻣﻬﻤﺎﺕ( ﺃﺣﻜﺎﻡ )ﺍﻟﺪﻳﻦ( ﺍﻧﺘﺨﺒﺘﻪ. ﻭﻫﺬﺍ ﺍﻟﺸﺮﺡ ﻣﻦ ﺍﻟﻜﺘﺐ ﺍﻟﻤﻌﺘﻤﺪﺓ ﻟﺸﻴﺨﻨﺎ، ﺧﺎﺗﻤﺔ ﺍﻟﻤﺤﻘﻘﻴﻦ، ﺷﻬﺎﺏ ﺍﻟﺪﻳﻦ ﺃﺣﻤﺪ ﺑﻦ ﺣﺠﺮ ﺍﻟﻬﻴﺘﻤﻰ، ﻭﺑﻘﻴﺔ ﺍﻟﻤﺠﺘﻬﺪﻳﻦ ﻣﺜﻞ ﻭﺟﻴﻪ ﺍﻟﺪﻳﻦ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﺮﺣﻤﻦ ﺑﻦ ﺯﻳﺎﺩ ﺍﻟﺰﺑﻴﺪﻯ ﺭﺿﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻨﻬﻤﺎ، ﻭﺷﻴﺨﻲ ﻣﺸﺎﻳﺨﻨﺎ: ﺷﻴﺦ ﺍﻻﺳﻼﻡ ﺍﻟﻤﺠﺪﺩ ﺯﻛﺮﻳﺎ ﺍﻻﻧﺼﺎﺭﻱ، ﺍﻻﻣﺎﻡ ﺍﻻﻣﺠﺪ ﺃﺣﻤﺪ ﺍﻟﻤﺰﺟﺪ ﺍﻟﺰﺑﻴﺪﻯ ﺭﺣﻤﻬﻤﺎ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ. ﻭﻏﻴﺮ ﻫﻢ ﻣﻦ ﻣﺤﻘﻘﻲ ﺍﻟﻤﺘﺄﺧﺮﻳﻦ ﻣﻌﺘﻤﺪﺍ ﻋﻠﻰ ﻣﺎ ﺟﺰﻡ ﺑﻪ ﺷﻴﺨﺎ ﺍﻟﻤﺬﻫﺐ: ﺍﻟﻨﻮﻭﻱ ﻭﺍﻟﺮﺍﻓﻌﻲ ﻓﺎﻟﻨﻮﻭﻱ ﻓﻤﺤﻘﻘﻮ ﺍﻟﻤﺘﺄﺧﺮﻳﻦ. ﺭﺿﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻨﻬﻢ، )ﺭﺍﺟﻴﺎ ﻣﻦ( ﺭﺑﻨﺎ )ﺍﻟﺮﺣﻤﻦ ﺃﻥ ﻳﻨﺘﻔﻊ ﺑﻪ ﺍﻻﺫﻛﻴﺎﺀ( ﺃﻱ ﺍﻟﻌﻼﺀ، )ﻭﺃﻥ ﺗﻘﺮ ﺑﻪ( ﺑﺴﺒﺒﻪ )ﻋﻴﻨﻲ ﻏﺪﺍ( ﺃﻱ ﺍﻟﻴﻮﻡ ﺍﻻﺧﺮ )ﺑﺎﻟﻨﻈﺮ ﺇﻟﻰ ﻭﺟﻬﻪ ﺍﻟﻜﺮﻳﻢ ﺑﻜﺮﺓ ﻭﻋﺸﻴﺎ( ﺁﻣﻴﻦ .
---------
Adapun selanjutnya, Setelah melewati penjelasan tentang Basmalah dan Hamdalah serta pengucapan shalawat dan salam atas siapa yang disebutkan. Penyusun menghadirkan sebuah konsiderasi (sebagai ringkasan kecil) yang mencakup sedikit lapadz dan banyak makna terurai didalamnya, sebagai Sebuah summary atau ringkasan (dalam pengenalan ilmu fiqih).
Fiqih secara etimologi adalah “pemahaman” . Dan menurut istilah adalah ilmu yang mengetahui warna "hukum syareat-amaliah" yang dikaji dari directory yang akurat, yang pengambilan-nya Melalui otoritas Al- Quran, As-sunnah, ijma para ulama dan qiasy.
Adapun faedah mempelajari ilmu tersebut adalah untuk merealisasikan segala perintah- perintah Allah SWT dan menjauhi segala larangan-nya.(melalui madzhab Imam Syafii) pen. Beliau adalah Al mujtahid abi Abdillah Muhammad bin Idris bin Syafii (semoga Allah SWT senantiasa merahmati dan meridhoinya)pen. yaitu primary-hukum yang bermadzhab Imam Syafie dalam mengurai masalah masalah agama .
Nama Idris adalah nama orang tua beliau(Imam Syafei), dia (idris) adalah anak dari Ibnu abas bin Utsman bin Syaafii bin Saaib bin Ubed bin Abdun bin Yajid bin Haasyim bin Abdul Muthalib bin Manaf.
Nama As-syafii adalah nama yang di hubungkan kepada imam syafii, yang masuk islam pada waktu terjadi perang badar, dan bapak beliau bernama Saaib. Imam kita dilahirkan pada tahun 150 Hijriayyah dan wafat hari jumat pada akhir bulan rajab tahun 204 hijriyyah.
Saya namakan kitab ini dengan "Qurratul'ain" yang disertai dengan penjelasan penting untuk mengetahui basic hukum-hukum (agama).
Syarah kitab ini di-ambil dari sumber kitab-kitab yang akurat milik guru kami. Beliau adalah khatimah (penutup)ulama Muhaqqiqin (yaitu ulama ahli hakekat dari para wali- wali Allah) yakni, Syihabudin Ahmad bin Hajar Al haitami. Baqiyatul mujtahidin seumpama Syekh Wajihudin Abbdurahman bin jayadi Aj-jubaidi (semoga Allah SWT Meridhoinya) dan dua guru besar kami, yaitu Syekh islam Al mujadid Zakariya Al-anshari Al- imam Al-amjad ahmad Aj-jubaidi (Semoga Allah SWT senantiasa merahmatinya). Dan selain mereka ada dua orang muhaqqiq Mutaakhir yang mu'tamad, yaitu Imam Nawawi dan Imam Rafii. Adapun Imam Nawawi adalah muhaqiq mutaakhir (semoga Allah meridhoinya).
Berharap dari tuhan kami yang maha
pengasih, semoga kitab ini bermanfaat bagi para adzkiya (orang
yang cerdas) yaitu orang yang tinggi derajatnya, dan semoga dengan kitab ini pula berlinang air mata- bahagiaku pada hari kiamat kelak, karena dapat melihat wajah tuhanku yang maha mulia dari pagi hingga petang..... Aaamiin...! https//www.terjemah fathul mu'in.com
alfiyah
Terjemah Alfiyah Ibnu Malik
Untuk Antum Terjemah ke Bahasa Indonesian Kitab Matan Nahwu-Sharaf Nadzom Alfiah Ibnu Malik. Mohon teguran dan koreksinya untuk penulisan terjemah Bahasa Arab ke Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Akhiran, semoga terjemahan الفية ابن مالك ( Alfiyyah Ibni Malik ) ini bermanfa’at di Dunia dan Akhirat. Amin.
Terjemah Kitab Matan Alfiah Ibnu Malik 81 Bab Nadzom
- Muqaddimah
- Bab Kalam dan Susunannya
- Bab Mu’rab dan Mabni
- Bab Nakirah dan Ma’rifat
- Bab Isim Alam
- Bab Isim Isyaroh
- Bab Isim Maushul
- Bab Ma’rifat dengan Alat Ta’rif
- Bab Ibtada’
- Bab Kana dan Saudara-saudaranya
- Bab Maa, Laa, Laata, dan In yang beramal Laisa
- Bab Af’aalul Muqorabah
- Bab Inna dan Saudara-saudaranya
- Bab Laa Nafi Jenis
- Bab Zhonna dan Saudara-saudaranya
- Bab A’lama dan Aroo
- Bab Isim Fa’il
- Bab Naibul Fa’il
- Bab Istighol
- Bab Fi’il Muta’adi dan Fi’il Lazim
- Bab Tanaazu’ Dalam Amal
- Bab Maf’ul Muthlaq
- Bab Maf’ul Lah
- Bab Maf’ul Fih-Zhorof
- Bab Maf’ul Ma’ah
- Bab Istitsna’
- Bab Haal
- Bab Tamyiz
- Bab Huruf Jarr
- Bab Idhofah
- Bab Mudhof kepada Ya’ Mutakallim
- Bab Amal Mashdar
- Bab Amal Isim Fa’il
- Bab Bina’ Mashdar
- Bab Bina’ Isim Fa’il, Bina’ Isim Maf’ul dan Bina’ Shifat Musyabbah
- Bab Shifat yang menyerupai Isim Fa’il
- Bab Ta’ajjub
- Bab Ni’ma, Bi’sa dan Ma yang menempati pada keduanya
- Bab Af’alut Tafdhil
- Bab Na’at
- Bab Taukid
- Bab ‘Athaf
- Bab ‘Athaf Nasaq
- Bab Badal
- Bab Nida’
- Bab Fashlun Tabi’ Munada
- Bab Munada Mudhof pada Ya’ Mutakallim
- Bab Isim-Isim yang hanya berlaku pada Nida’
- Bab Istighotsah
- Bab Nudbah
- Bab Tarkhim
- Bab Ikhtishosh
- Bab Tahdzir dan Ighro’
- Bab Isim Fi’il dan Isim Ashwat
- Bab Nun Taukid
- Bab Isim yang tidak Munshorif
- Bab I’rab Fi’il
- Bab ‘Amil Jazm
- Bab Fashl Lau
- Bab Amma, Laula dan Lauma
- Bab Khabar dari Alladzi dan Alif Lam
- Bab Hitungan
- Bab Kam, Ka’ayyin dan Kadza
- Bab Hikayah
- Bab Ta’nits
- Bab Maqshur dan Mamdud
- Bab Cara Mentatsniyah dan Menjama’kan Isim Maqshur dan Mamdud
- Bab Jama’ Taksir
- Bab Tashghir
- Bab Nasab
- Bab Waqof
- Bab Imalah
- Bab Tashrif
- Bab Tambahan Hamzah Washal
- Bab Penggantian Huruf
- Bab Fashal Penggantian Wau dari Ya‘
- Bab Fashal Berkumpulnya Wau dan Ya’
- Bab Fashal Pemindahan Harakah pada Huruf Mati Sebelumnya
- Bab Fashal Penggantian Fa’ Ifti’ala pada Ta’
- Bab Fashal Membuang Fa’ Fi’il Amar dan Fi’il Mudhori’
- Bab Idgham dan Khatimah Nadzam
- https://nahwusharaf.wordpress.com/terjemah-alfiyah-ibnu-malik/
Langganan:
Postingan (Atom)